Lihat ke Halaman Asli

Peran Permainan Tradisional dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini

Diperbarui: 16 November 2022   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu implikasi  berkembangnya teknologi informasi di era globalisasi adalah  masifnya pemanfaatan  internet dalam segala bidang, termasuk pendidikan. Bahkan pada saat pandemic covid 19 tahun lalu internet menjadi salah satu solusi pembelajaran ditengah pembatasan untuk pertemuan tarap muka. 

Pada sisi yang lain internet juga membawa dampak negative seperti  lunturnya jiwa sosial, mejadikan anak malas dll,  belum lagi dari aspak konten negative yang cenderung "meracuni" anak. Salah satu konten yang sering meimbulkan kecanduan adalah aplikasi game,  baik game online maupun offline.  

Salah satu aplikasi game game yang digemari anak adalah game seputar kekerasan baik itu pertemuran ataupun  perkelahian. Game game ini telah meracuni mental anak dengan menjadikan dia  merasa hidup dalam alam game tersebut.

Fenomena game ini sayangnya  belum di imbangi dengan ketersediaan aplikasi permainan tradisional yang menarik, sehingga anak-anak cederung mengakses produk bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda. 

Dewasa ini, permainan tradisional mulai terkikis dengan munculnya beragam permainan modern atau disebut game online sehingga membuat anak-anak melupakan budaya permainan tradisional yang turun temurun diwariskan oleh nenek moyang.

Dalam era internet ini Slogan "Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar" merupakan salah satu prinsip yang diterapkan di Pendidikan Anak Usia Dini  (PAUD).  Oleh karena itu, dalam artikel ini akan kami tuangkan  "Peran permainan tradisional dalam pembentukan karakter anak usia dini".

Pada saat ini, permainan tradisional sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak, bahkan yang lebih ironi banyak dari mereka tidak mengetahui nama-nama permainan tradisional, juga cara memainkannya. 

Anak-anak lebih senang bermain game di gadget atau laptop. Padahal hal tersebut menjadikan keaktifan anak menjadi rendah, rasa empati dan simpati meluntur, juga rendahnya semangat kebersamaan disertai gerak fisik yang menurun.

Bicara soal permainan, mungkin anak-anak jaman sekarang akan lebih banyak membicarakan nama video game atau permainan modern lainnya. Sementara, pada tahun 1970-an permainan tradisional banyak dimainkan oleh anak-anak Indonesia. 

Munculnya sejumlah alat teknologi membuat permainan tradisional tergeser. Padahal, permainan tradisional lebih mudah, hemat biaya, mengutamakan  kebersamaan, kecerdasan, dan ketangkasan.

Salah satu implikasi  berkembangnya teknologi informasi di era globalisasi adalah  masifnya pemanfaatan  internet dalam segala bidang, termasuk pendidikan. Bahkan pada saat pandemic covid 19 tahun lalu internet menjadi salah satu solusi pembelajaran ditengah pembatasan untuk pertemuan tarap muka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline