Lihat ke Halaman Asli

Rahafiny Pusparini

A Student of Russian Studies

Feminisme: Pembangkang Pria?

Diperbarui: 8 Januari 2022   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image source: magdalene.co

Kalian pasti sudah tidak asing dengan kata "feminisme" bukan? Satu kata yang akrab dan identik dengan perempuan. Sebenarnya, apa sih feminisme itu?

Feminisme adalah sebuah ideologi dan gerakan sosial politik yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender serta emansipasi wanita dalam berbagai aspek. 

Dilatarbelakangi oleh kondisi pada saat kedudukan perempuan dinilai lebih rendah daripada laki-laki, juga termasuk budaya patriarki yang sudah ribuan tahun tertanam dalam peradaban, terutama jejak sejarah yang mencatat hal ini banyak terjadi pada sistem pemerintahan monarki di beberapa negara kala itu.

 Sebagai contoh, perempuan tidak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tidak dilibatkan dalam urusan politik, bekerja, dilecehkan secara bebas, juga berbagai stereotip seperti: perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi, karena pada akhirnya hanya akan menjadi ibu rumah tangga saja, perempuan yang berpendidikan tinggi akan sulit mendapatkan suami, dan berbagai hal lainnya yang hanya boleh dilakukan oleh laki-laki.

Hingga pada akhirnya, istilah feminisme mulai muncul pada abad ke-18. Sejak saat itu, gerakan-gerakan feminisme semakin berkembang dan banyak tokoh feminis terkenal karena kegigihannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, serta telah memberikan perubahan dan kemajuan. 

Tiba masanya di era modern ini, seperti yang kita rasakan, hak-hak perempuan sudah didapatkan. Namun, masih banyak sekali kasus-kasus yang terjadi. Inilah yang terkadang menyalahartikan feminisme yang sebenarnya, akibat adanya kesalahpahaman yang menganggap feminisme adalah pembenci dan pembangkang pria atau laki-laki.

Beberapa hal yang sering kita temui, bahkan sedang marak terjadi di Indonesia saat ini adalah kasus pelecehan seksual. Tidak jarang media yang malah mengungkap identitas korban, dan justru menutupi identitas pelaku. 

Seharusnya kita dapat mencontoh media asing yang identitas pelakunya diungkap secara terang-terangan, sedangkan para korban dilindungi identitasnya. 

Terkadang kasus pemerkosaan pada wanita, bukannya menyalahkan pelaku, tetapi justru menyalahkan perempuan yang posisinya sebagai korban. Biasanya orang-orang mengomentari cara berpakaian perempuan yang dianggap terlalu terbuka dan mengundang syahwat laki-laki.

Kemudian, beberapa waktu lalu, tepatnya pada bulan Juni 2020, media sosial Twitter diramaikan dengan sebuah thread berjudul "Bekal Buat Suami Hari Ini" yang diunggah oleh akun twitter bernama @rainydecember. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline