Lihat ke Halaman Asli

Rachmat PY

TERVERIFIKASI

Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

Jangan Sembrono di "Pintu Akherat" Kereta Api

Diperbarui: 3 Januari 2019   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlintasan kereta api, Jl Panjang Green Garden, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)

Setiap tau kejadian orang tersambar kereta api, aku kok jadi geram dan heran. Seperti hari ini, Kamis (3/1/2019) sekira pukul 09.45 wib, saat aku melintas di Jalan Panjang, kawasan Green Garden Jakarta Barat.

Tu ada perlintasan kereta api listrik, rute Kepa Duri -- Tangerang. Ada kerumunan. Orang ketabrak kereta api. Korban warga sekitar, meninggal di tempat. Ujung-ujungnya hujan tangis di rumah duka yang bikin gak tahan hati. Sedih. Duh!

Itu kejadian kesekian yang kulihat. Beberapa bulan lalu juga aku ngonangi, pesepeda motor kesambar kereta api di perlintasan KA Pasar Pesing. Untung selamat. Luka-luka. Meski sepeda motornya terlempar dan nyemplung ke pinggiran Kali Angke.

Juga pernah lihat bus metro mini yang ketabrak ekreta dan keseret puluhan meter di kawasan Tambora. Jakarta Utara.  Juga lihat di berita, televise, koran dan seabreg lainnya.

Terlepas dari takdir, heran aja. Pasalnya, itu kereta api pan memang udah punya jalannya sendiri. Gak bisa diganggu gugat. Kita mesti ikutin aturannya. Kalau kereta api mau lewat, pengguna jalan di perlintasan kereta api yaa ngalah. Ga bisa protes. Biarkan kereta apinya lewat duluan.

Apalagi kalau perlintasanya sudah dilengkapi palang pintu. Jadi sudah ada wanti-wanti. Saat palang pintu sudah ditutup tur ada sirene yang meraung cukup kencang. Ditambah teloletnya kereta saat akan melintas, sudah kedengaran dari kejauhan, mestinya kejadian ketabrak kereta bisa dihindari. Kecuali, kalau pengguna jalan gak mau menghindar. Kan gila ya!

Alasan jamak. Lama nunggu keretanya lewat, lagi buru-buru. Jadi pembenaran menerabas palang, ataupun nekad nyeberang rel.  

Itu gak bisa ditolerir. Kecuali mau buru-buru ke akherat haghaghag. Makanya aku kalau liat yang suka nekad nyeberang, pengen misuh-misuhi. Laa pan bikin deg-degan. Sementara teloletnya kereta udah kedengaran di kejauhan.

Sabar Dikit napa?

Kenapa ga sabar dikit lagi. Stand by antre bareng ama pengguna jalan lainnya. Sabar gak bikin miskin pan. Sabar mungkin bikin telat dikit. Mungkin telat kantor, kena potong gaji. But yaa gak sebandinglah ama nyawa semata wayang. Kita bukan kucing yang katanya punya nyawa 7 biji.

Bukan sabar namanya kalau ada batasnya. Batasin jam? Buru-buru? Lewat dari buru-buru, lenyaplah sabarmu. Tanggung resikomu.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline