Lihat ke Halaman Asli

Rachmat PY

TERVERIFIKASI

Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

"Stadhuis Schandaal", Romantika Cinta Era Kolonial untuk Milenial

Diperbarui: 29 Juli 2018   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Warta Kota/ Nur Ichsan

MENGUSUNG sesuatu yang berbeda dalam kemasan, kisah plus nama-nama yang menjadi punggawa, adalah sebuah upaya membuat film berdaya tarik. Apalagi era konsumen penikmat film terus bergeser, seperti dominasi kaum milenial saat ini yang membawa selera tersendiri. 

Itu dipahami benar oleh para sosok di balik layar produksi film "Stadhuis Schandaal" yang telah tayang serentak Kamis 26 Juli 2018.

"Stadhuis Schandaal" dari katanya saja ketahuan itu bahasa Belanda. Pengucapannya gimana yaa? Hmmm kira-kira lisannya jadi begini " Setadhes skandal." 

Itu yang saya tangkap dari Adisurya Abdi, sang sutradara yang dipercaya oleh Xela Pictures, sesaat sebelum dimulainya Gala Premiere film ini di Metropole XXI Jakarta Pusat, Jumat, 20 Juli 2018.

Stadhuis schandaal. (Sumber gambar IG @stadhuisschandaal)

Film drama berbalut misteri ini, menyajikan dua zaman berbeda. Zaman kolonial dan zaman kekinian milenial. Tema yang diangkat tetaplah tema yang tak lekang dimakan bosan, tentang romantika cinta. Upaya keras dilakukan dalam film ini agar tak monoton meski mengusung tema percintaan. 

Nyatanya tak melulu cinta-cintaan yang terpampang namun berbungkus sejarah Batavia, era kekuasaan JP Koen yang 'melegenda' di kepala saat aku SD dulu. Hehee.

Lokasi Museum Fatahillah Kota Tua, menjadi pilihan. Museum yang kalau kita kunjungi ramai oleh pengunjung dan memupus nuansa suram, disulap bernuansa mistis. Tembok yang nampak tua, hembusan angin mengibarkan helai rambut Fei (diperankan Amanda Rigbi) dan arwah Sara (Tara Adia), membuat kental nuansa zaman itu. 

Ditambah lagi penggarapan lokasi seting Batavia, serius dilakukan di atas tanah seluas 1.500 m2 di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.untuk memperkuat nuansa abad 17.

Tiket Gala Premiere. (Dokpri)

SINOPSIS

Fei, seorang mahasiswi Ilmu Budaya Universitas Indonesia yang sedang mengerjakan tugas kampus mengenai The Old Batavia. Ia bertemu dengan Sara seorang gadis cantik keturunan Belanda - Jepang.

Sara membawa Fei masuk ke lorong waktu menuju abad 17. Ia membutuhkan Fei untuk menyampaikan tentang fakta masa lalunya. Fakta untuk membuktikan cinta murninya yang dituduhkan sebagai perselingkuhan yang telah merenggut nyawa kekasihnya.

Sumber IG @stadhuisschandaal

Mempercayakan peran utama kepada pemain baru untuk layar lebar, adalah keberanian tersendiri. Kehadiran wajah-wajah segar namun bukan mentah dalam dunia seni peran, menjadi tantangan dan kesegaran nikmat permukaan bagi mata penonton.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline