Lihat ke Halaman Asli

Rachmat PY

TERVERIFIKASI

Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

Jaga Perilaku Naik Pesawat, Karena Nyawa Kita Tak Sendirian

Diperbarui: 29 Maret 2018   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demi keamanan terbang, jaga perilaku kita di pesawat. (Sumber Instagram @djpu151)

Saat kita menjadi pengguna jasa penerbangan/ naik pesawat terbang, pesawat bagaikan kapal kita bersama. Terbang mengantarkan ke tempat tujuan. Faktor keselamatan, keamanan dan kenyamanan sudah pasti menjadi faktor penting bagi setiap penumpang termasuk crew pesawat dan maskapai. Kenyamanan, keamanan dan keselamatan maksimal  diperhatikan melalui penerapan teknologi keamanan pesawat terbang. Namun tanggung jawab keamanan bukan saja ditumpukan pada penyedia jasa penerbangan, tapi tak kalah penting adalah perilaku penumpang. Perilaku kita terkait 'terbang' yang dimulai sejak membeli tiket hingga keluar dari bandara tujuan kita.

Sebagai moda transportasi yang memiliki risiko besar dibandingkan transportasi lain, maka penerbangan harus penuh perencanaan. 'Terbang' bukan sekadar soal kenyamanan, namun adalah soal keamanan, keselamatan. Soal nyawa. Saat menjadi penumpang dalam satu pesawat, nyawa kita tidak sendirian. Itulah mengapa sebagai penumpang pesawat harus mengikuti peraturan, tata tertib yang berlaku dalam penerbangan. Tujuannya jelas, agar penerbangan dapat lancar "Selamanya"... Selamat, Aman, dan Nyaman.

Karena 'Terbang' Harus 'Selamanya'

"Bapak, bersediakah pindah duduknya di sini?" tanya pramugari di pesawat yang kutumpangi di Bandara Soekarno Hatta yang akan bertolak ke Bandara Hang Nadim, Batam pada medio 2008 silam.

"Pindah," pikirku. Aku gak ngeeh, namun aku menganggukkan kepala sembari bangkit dari kursi pesawat sesuai nomor tiketku itu.

"Saya membutuhkan bantuan bapak, duduk dekat jendela darurat ini. Saya akan jelaskan tata cara membukanya jika sewaktu-waktu diperlukan. Bapak bersedia?" jelasnya kemudian. Kulihat ada seorang bapak tua yang duduk dekat jendela darurat itu.

"Ya, Saya bersedia," jawabku. Aah kayak menjawab apa getu hehee. Aku baru ngeh sekarang. Aku menggantikan bapak tua duduk di kursinya, karena bapak tua itu ternyata minta pindah duduk, setelah menolak halus saat ditanya pramugari permintaan bantuan "bertanggungjawab menjaga" jendela darurat itu.

Okelah, aku senang saja pindah duduk dan mendengar arahan pramugari yang cantik itu. Toh ini buat kepentingan bersama jika ada sesuatu yang tak diinginkan. Eh bisa ngintip spoiler pesawat yang bergerak-gerak, sedang bekerja.  Alhamdulillah selamat sampai Batam tanpa perlu membuka jendela darurat itu.

Itu salah satu momen diantara momen lain yang kualami saat menumpang pesawat terbang. Momen yang tak boleh terlupa bahwa dalam satu pesawat kita adalah satu 'tubuh'. Karena 'satu tubuh' itulah semestinya sesama penumpang wajib saling menjaga keamanan, kenyamanan demi keselamatan bersama.

Caranya simple, dengan mematuhi aturan main saat terbang sebagai penumpang pesawat. Semua demi keselamatan bersama. Terbang selamat, aman dan nyaman "Selamanya" sampai tujuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline