Lihat ke Halaman Asli

Rachmat PY

TERVERIFIKASI

Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

Karena Gue Sehat, Gue Bukan Penyebar Hoaks

Diperbarui: 10 November 2017   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILUSTRASI. (Sumber Gambar: depoktik.co.id dan kompasiana)

HOAKS marak beredar di tengah-tengah kita. Hoaks mencakup segala bidang, mulai dari politik, hiburan sampai soal kesehatan. Sungguh mengejutkan catatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia  (Kemenkes RI) menyebutkan bahwa hoaks kesehatan itu paling banyak disebarkan. Konten-konten yang tak benar, yang diteruskan, disebarkan masyarakat karena kekurangtahuan kebenaran akan informasi terkait. Tentu saja  dampaknya cenderung  negatif dan berbahaya. Di situlah perlu dan pentingnya sarana sumber informasi kesehatan yang tepat yang mudah diakses, yang berisi konten-konten akurat dari sumber yang kredibel.

Informasi jika sudah menyebar itu bagaikan anak panah yang melesat dari busurnya. Mustahil ditarik kembali. Satu informasi melesat, membidik dan mengarah ke sasaran, bisa kembali dibidikkan ke segala arah oleh pembidik lainnya. Viral dan ditangkap oleh publik luas. Jika itu informasi yang benar dan akurat tentu tidak menjadi masalah. 

Namun bagaimana jika informasi itu tak kredibel alias tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sumber tidak jelas dan tak valid kebenarannya. Tentu sangat berbahaya bukan? Terutama bagi yang kurang pengetahuan dan wawasan soal informasi terkait.

Seperti disinggung di atas, bahwa info hoaks alias palsu, tak valid yang banyak tersebar di masyarakat itu adalah informasi terkait kesehatan. Ya, kesehatan! 

Bayangkan kesehatan itu berkaitan dengan penyakit, gaya hidup dan berujung soal  nyawa.  Tentang hoaks kesehatan itu, aku ingat dulu saat mengikuti acara Kemenkes RI akhir Agustus 2017 lalu di ajang  "Temu Blogger Kesehatan, Mari Hidup Sehat dengan GERMAS" di Semarang, yang menyatakan tentang banyaknya hoaks kesehatan beredar.

Satu pernyataan dari narasumber, Indra Rizon, SKM, M, KES selaku Kabag Hubungan Media dan Lembaga Kemenkes RI menginformasikan bahwa hoaks kesehatan itu paling banyak tersebar. Menurutnya penting mendapat informasi yang tepat,  dari sumber yang tepat. Sekali sebuah isu diangkat di medsos, relatif susah untuk ditarik atau dihapus.  

Contoh info hoax yang dicounter oleh Kemenkes RI. (Twitter)

Pernyataan Indra Rizon ini bukan tak berdasar. Melansir dari antaranews penelitian tahun ini yang dilakukan Wina Armada Sukardi dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyebutkan hoaks yang paling banyak tersebar adalah mengenai informasi kesehatan.

Menurut Wina Armada dari sekitar seribu berita hoaks yang dijadikan sampel sejak Februari 2016 hingga Februari 2017 adalah berita kesehatan. Kalau diprosentase, hoaks kesehatan mencatat sebesar 27 persen, mengungguli hoaks politik sebesar 22 persen dan berita hiburan sekitar 15 persen, sisanya berita mengenai persaingan bisnis dan lainnya.

Hoaks dan Kredibilitas Informasi

Menyebarnya hoaks informasi kesehatan terutama disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat soal kebenaran informasi. Umumnya mereka turut meneruskan berita kesehatan tanpa cek ricek dulu (atau mungkin malas). Lalu menganggap penting informasi dan bersemangat meneruskannya/menyebarkannya.  Pikirnya, "Wah sayang kalau informasi bermanfaat ini tak disebarkan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline