Suka melihat film kartun Doraemon? Dialognya kan sudah bukan bahasa aslinya, Jepang sono. Unik dan lucu denger suara Nobita, Doraemon, Giant, Suzuka, Suneo dan lain-lain menjadi dialog berbahasa Indonesia. Itu karena sudah disulih suara alias dubbing.
Kalau generasi jadul mungkin ingat sering dengar sandiwara radio jaman merajai era 1980an. Catat saja kolosal Tutur Tinular, Saur Sepuh, yang membekas di benak sampai sekarang! Pasti ingat kan, dengan suara karakter Brama Kumbara, Mantili, Laksmini dan lainnya? Berasa teraduk-aduk emosi saat mendengarkan lakon yang mereka perankan.
Begitu kuat karakter yang dimainkan sehingga membawa pendengarnya terhanyut. Bahkan tergila-gila sampai pengen kopi darat, hanya karena mendengar... suara pemerannya! Hebat bukan!
Sulih suara alias dubber itu sebuah profesi lhoo. Belakangan baru tau, kalau penyulih suara itu masih sangat jarang ditekuni orang. Padahal profesi ini tak terbatas pada usia lhoo.
Informasi itu disampaikan oleh Kak Agus Nurhasan saat aku mengikuti #InHouse Training BRID (Blogger Reporter Indonesia), Sabtu 12 Agustus 2017 yang lalu di Wisma RIAT (Rumah Internet Atmanto), Pengadegan Utara, Jakarta Selatan.
"Hai Mas, dulu aku punya teman di Sanggar Prativi, namanya Pak Elsa Surya," kataku kepada Mas Agus Nurhasan. (Belakangan Mas Agus minta dipangggil Kak Agus).
"Ya, aku kenal Mas," kata Kak Agus.
Elsa Surya salah seorang dubber yang aktif di Sanggar Prativi. Dia salah satu yang terlibat di sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana persembahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Itu obrolan singkat dari perkenalan dengan Kak Agus Nurhasan.
Lalu siapakah Kak Agus ini?
Di kalimat atas, aku menyinggung film kartun Doraemon. Nah Kak Agus ini pernah mengisi suara untuk karakter.... Suneo! Tepatnya pada medio 2006-2008. Yak karena pengisi suaranya ganti-ganti.
Peran lainnya, Kak Agus pernah mengisi suara tokoh Monster Ksatria Baja Hitam, Fujiwara no Sai, Hikaru no Go dan juga mengisi suara untuk karakter pria bertopi kuning (Curious George). Keren yaaa.