Keterangan foto: Ki-ka: Rinda Guswita, Ignatius Leonardo, Fitri Kumala, Anggia Rahendra, Alicia Van Akker (berdiri), 5 dari 6 'Passionate finalist' saat acara ‘Kopdar Bebas Berbagi” #UnstoppableIndonesia di Kopitiam Tan – SCBD Lot 8, Jl. Jenderal Sudirman No. 52 – 53, Jakarta, pada Sabtu, 19 September 2015. (foto: Ganendra)
CANTIK. Gaya bicaranya meyakinkan. Tenang, percaya diri, dan enjoy berpadu dengan vocal yang lantang dan jelas. Usianya masih tergolong muda untuk ukuran seorang pebisnis sukses. Kesan karakter energik melekat kuat di pribadi perempuan yang berpenampilan sederhana dengan atasan hitam dan bawahan bermotif batik itu. Riasan wajah juga tak berlebihan. Namun terlihat tetap menarik. Setiap kalimat yang dituturkannya mengalir lancar dan berisi, menjelaskan tentang dunia yang digelutinya sekian lama. Dunia yang dibangun oleh passionnya di bidang public speaking. Perempuan itu sangat menguasai menu presentasinya.
Alicia Van Akker, nama yang terdengar keren, sekeren prestasinya bersama Rumah MC yang dibangunnya. Kiprah yang diawali karena hobi cuap-cuap dan menjadi MC itu, lalu kian merambah ke bisnis professional. Membuka lapangan kerja bagi banyak orang, serta menjadi wadah pembelajaran dunia MC bagi para peminatnya. Hingga rumah MC yang menaunginya mencapai status menjadi one stop service untuk public speaking di Indonesia. Pengguna jasanya bukan hanya konsumen di tanah air, namun merambah hingga ke mancanegara. Keren khan?
Keterengan foto: Alicia Van Akker sedang presentasi Rumah MC. (foto Ganendra)
Tak heran, Alicia bersama Rumah MC-nya terpilih menjadi pemenang pertama di ajang Passionate People 2015 #UnstoppableIndonesia yang digelar FWD Life. Pemenang diumumkan saat acara Kopdar Bebas Berbagi di Kopitiam Tan-SCBD Lot 8, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, pada Sabtu, 19 September 2015. Rumah MC berhasil menyisihkan 5 passionate finalist (1 finalis tak hadir) lainnya itu dengan nilai akhir 880. Konsep yang original, sustainable dan innovation menjadi kemenangan yang membanggakan, mengingat para dewan juri yang hadir malam itu, cukup kredibel, diantaranya Founder Passionpreneur Academy Dedy Dahlan, CEO Brodo Footwear Yukka Harlanda, CFO FWD Life Paul Setio Kartono dan Indra Cahyo Uno selaku Komisaris PT Seratoga Investama Sedaya tbk.
Apa yang diraih Alicia Van Akker dan passionate finalist lainnya, yang masih berusia muda itu layak menjadi inspirasi tersendiri, khususnya bagi kalangan muda. Bahwa generasi muda ternyata tidak hanya bisa berhura-hura seperti banyak ditudingkan publik, namun juga mampu membangun prestasi yang bermanfaat untuk umum. Saya simpulkan para passionate finalist itu memberikan pelajaran soal pengembangan ‘passion’ yang menelurkan aksi di dunia bisnis yang bermanfaat untuk publik. Persis seperti dikatakan CFO FWD Life Paul Setio Kartono yang hadir di acara, bahwa ia meyakini pada anak muda, passion tak bisa di-stop. Dan anak-anak muda yang tampil malam itu, para passionate finalist itu patut diacungi jempol. ‘Aksi-aksi’ mereka dan sekian banyak anak-anak muda lainnya yang masuk ke FWD Life, layak menjadi ‘tamparan’ untuk memacu, menginspirasi dan mensuport agar lebih berkembang dan bisa bermanfaat lebih banyak untuk publik. FED Life sebagai lembaga asuransi kehidupan, sangat concern akan potensi dan passion yang ada dalam masyarakat. Catatan bagi saya pribadi, melihat presentasi mereka satu-persatu, sambil mengingat-ingat masa lalu, saya jadi bertanya, ”Apa yang ada di benak, waktu seumuran mereka yaaa?”
Malu? Mungkin iya, namun lebih baik semakin tersemangati dan terinspirasi oleh aksi-aksi cemerlang para passionate finalist. Apa saja sih aksi-aksi mereka yang dengan disiplin dan teguh mempertahankan pilihannya, membangun bisnis sesuai pasion yang dimiliki itu? Bagaimana mereka mampu menepis segala rintangan? Bagaimana pula imbas bagi lingkungan maupun public?
Nah saya siap berbagi aksi mereka, para anak muda yang inspiring banget. Ada Rinda Guswita, Ignatius Leonardo, Fitri Kumala, Anggia Rahendra, Alicia Van Akbar. Satu lagi passionate finalist yang berhalangan hadir adalah Clarisa Olivia, penggagas STAINNO, penghilang noda instan pertama dan satu-satunya di Asia yang menerapkan konsep ramah lingkungan.
Keterangan foto: Anggia Rahendra sedang presentasi PLUA. (foto Ganendra)
Presentasi pertama diberikan anak muda nan energik. Dengan vocal lantang dan jelas, Anggia Rahendra terlihat sangat percaya diri. Sosok yang menyukai dunia informasi aplikasi masih berusia kisaran 23 tahun itu, menggeluti bidang aplikasi yang menjadi passionnya. Ia membangun perusahaan yang membuat aplikasi mendapatkan peluang, bernama PLUA. Apa yang dilakukan aplikasi PLUA?
PLUA merupakan aplikasi manajemen peluang, dengan menerapkan penyebaran informasi peluang berbasis aplikasi smartphone, tanpa spam. Aplikasi didukung dengan fitur Smart Planning untuk memberikan rekomendasi pelaksanaan event terbaik secara dinamis, dikemas dalam konsep gemification, seperti berburu hadiah, promo achievement dan lain-lain.