Kompasianers peserta Kompasiana visit Honda Cikarang bersiap berangkat. (Foto ganendra)
Sepeda motor itu kelihatan unik. Dari bentuk, model bodi dan bagian-bagian lainnya yang bisa disebut klasik. Tapi mungkin tidak untuk jaman dahulu, saat sepeda motor ‘Plethok' ini merajai jalanan pada 1970an. Kayak yang di film-film jadulnya Rano Karno tuh. Pernah lihat khan?
Sepeda motor ‘Plethok' bermerk Honda yang nongkrong di di lobby Gedung Perkantoran PT Astra Honda Motor, Cikarang, Jawa Barat, itu menarik perhatian saya. Ya, saya melihatnya saat acara Kompasiana visit bareng kawan-kawan Blogger Kompasaia mengunjungi pabrik motor Astra Honda Motor atas undangan Wahana Makmur Sejati (WMS) yang bekerjasama dengan Kompasiana, pada Selasa, 16 Desember 2014.
Ini dia master piece yang diproduksi pada 1971. (Foto Ganendra)
[caption id="attachment_341776" align="aligncenter" width="555" caption="Honda "]
[/caption]
Honda Plethok demikian orang di kampong saya dulu menyebutnya. Melihat sekilas membangkitkan masa lalu. Motor HONDA produksi perdana pada 11 Juni 1971, yang menjadi Master Piece Honda. Konon Honda ‘Plethok' ini irit soal bahan bakar di kelas dan jamannya. Mungkin inilah yang menjadi titik maju jenis sepeda motor 4 tak.
[caption id="attachment_341777" align="aligncenter" width="350" caption="Honda GL 125 cc, klangenan jaman jadul dulu hehee. (Foto Ganendra)"]
[/caption]
Saya jadi ingat sepeda motor ‘klangenan' saya waktu masih muda dulu. Ceileee. ‘Klangenan' yang bermakna hobi atau kegemaran yang teramat sangat karena memiliki sepeda motor itu. Sepeda motor yang menjadi master piece juga di hati saya heheee. Honda GL 125 cc tahun pembuatan 1979. Keren di jamannya. Sering kupakai buat ‘tarik-tarikan' heheee... maklum agak bandel dulu mah.
Honda GL itu warisan bapak saya, saat bapak membeli motor baru saat itu. Aku bilang, saya pilih motor GL 125 cc yang mempunyai lampu depan bentuk bundar, demikian pula ‘riting' alias lampu seinnya. Wah pokoknya senang sekali memilikinya. Tenaganya ok karena dukungan silinder 125 cc, lumayan besar waktu itu. Masih pakai system karburator belum sekeren sekarang dengan system injeksi. Namun untuk bahan bakar masa itu masih tergolong irit, soalnya mesin 4 tak. Rata-rata sepeda motor yang umum dipakai saat itu berkisar 100 cc ke bawah. Kelas bebek mendominasi pasaran.
Kembali ke acara Kompasiana visit. Sejenak melihat sepeda motor jadul itu, tak bisa dipungkiri bagi para peminat sepeda motor akan ‘menyentuh' di hati. Menyentuh karena kenangan yang tertinggal di dalamnya. Bisa dibayangkan bukan, melihat Honda plethok yang tampil ramping dengan perform klasiknya? Atau dengan Astrea Grand yang populer di masanya bersama Honda Supra dan Honda Kharisma. Dua merek Honda yang masih kita jumpai di jalan-jalan di tengah membanjirnya sepeda motor matic. Melihat Honda Supra mengingatkan saya sosok Bapak di kampung. Beliau masih demen naik motor di usia lebih dari 70 tahun. Hebat khan?
Sepeda motor Supra X yang masih kinyis-kinyis terawat dengan baik. Tak heran kondisinya sangat terjaga. Lupa tahun berapa motor itu diproduksi. Saya tak tahu persis berapa banyak momen berharga yang diukir Bapak bersamanya. Namun saya yakin tak sedikit. Yaaa, itu tadi sudah menjadi ‘klangenan'. Menjadi hobi seperti halnya kecintaan pada burung perkutut yang sekian banyak sangkarnya menggantung di hampir semua sisi rumah, dan riuh oleh suara ‘manggungnya' setiap hari.