Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Bila Nanti 2

Diperbarui: 3 Juli 2015   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BILA NANTI 2

berandai bahwa kita adalah cermin yang menjelujur di lorong-lorong waktu
mungkin akan buram kala entah wajah kita terpercik pijar api sembilu
tapi mungkin tidak, saat paras mengembun meresapi segala kesejukan irisan panas cemburu

atau
ketika membayangkan burung-burung senja berlagu tentang indah dunia terbenam
mungkin kita tiada pernah terisak dalam riak-riak kabut kelam
karena tulus menyemayamkan rasa sakit dan mengubur dalam-dalam

dan waktu memutar segala peristiwa
di layar-layar yang pernah terlahir dari nafas kita
terkadang bunga-bunga mimpi tidur itu berduri
mengalirkan darah masa lalu yang tlah menepi
yang mengingatkan kita akan seberkas lembaran memori

namun bila nanti
sekujur badan pohonku tak kokoh lagi
lalu bunga tak lagi menjelma menjadi buah yang menghidupi
akar-akarku tak akan bernisan mati
hanya oleh angin badai yang gelorakan kalimat benci

bila nanti
kehangatan membuatmu rindu pada matahari
dan bulan mengingatkan akan dongeng percintaan sejati
takkan kulepaskan engkau meniti waktu sendiri
lalu berkisah tentang malam purnama hingga esok hari
dan dirimu serasa menjelma bak bidadari

dan bila nanti
janji-janji terenggut paksa teringkari
oleh waktu yang merampas detak nadi
takkan kubiarkan engkau merasa terkhianati
lalu menitis dalam relung-relung hati
yang pernah kusinggahi
untuk abadi

***
Jakarta – 3 Juli 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca juga Puisi: Bila Nanti 1

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline