Standar sajian buryam (bubur ayam) nusantara biasanya terkomposisi dari bubur nasi, kacang, suwiran daging ayam, bawang goreng dengan kaldu bumbu. Namun penjual buryam legendaris di Bogor ini, memiliki gaya berbeda. Tanpa kaldu, tanpa kacang, tanpa bawang goreng tapi tersedia topping telur mentah ayam kampung dalam semangkuk buryam racikannya.
AWALNYA aku menduga, akan menyeruak aroma amis dari bulatan berwarna kuning itu. Kuning dari sebuah telur ayam kampung yang meleleh saat sendok mengaduk-aduk bagian dasar mangkok buryam (bubur ayam) yang kupesan.
Kuning telur ayam kampung itu pun menyatu dengan potongan cakwe, cacah daging ayam, serta tongsai. Ya aku menyukai bubur versi diaduk. Pikirku, dengan diaduk akan menimbulkan rasa bubur yang sebenarmya, dibanding tanpa diaduk.
Warna kuning menggoda itu sangat menggugah selera. Namun sebenarnya aku agak ragu. Mengingat itu kuning telur mentah, rasanya kena mental. Jujur saja, aku belum pernah makan bubur dengan kombinasi telur mentah.
Tapi rasa penasaran itu justru yang menyemangati indera perasaku, mengalahkan "pukulan mental" itu.
Saya memang "egg lover" alias pengonsumsi telur. Setiap hari 5 butir telur ayam negeri, saya konsumsi. Tapi itu semua dalam kondisi sudah dimasak matang. Entah direbus, didadar ataupun diceplok. Suka. Kaya protein.
Tapi telur "topping" buryam di hadapanku ini, telur mentah! Benar-benar saya gak biasa.
Ada pun dulu di masa kecil pernah "dicekoki" ibu, dengan minuman jamu yang dicampur dengan kuning telur mentah sebagai obat. Sebuah momen yang gak pernah lagi aku ulang.
Sensasi Nikmat Buryam Legendaris