Ontel, biasanya digunakan untuk menyebut sepeda tua/jadoel. Bagi sebagian orang, ontel memiliki nilai tersendiri. Kecintaan pada sepeda "Oemar Bakrie" itu, bukan hanya sekadar hobi bersepeda namun juga wujud menghargai nilai-nilai historis keberadaannya. Seperti yang dirasakan para pesepeda usia "senja" di Bogor yang berusia lebih dari setengah abad. Mereka menghargai ontel melalui wadah komunitas bernama "Oncom" (Ontel Community) Kota Bogor.
LENGKINGAN suara sirene menarik perhatian saya. Sirene yang khas. Beda dengan suara sirene mobil ambulance atau pun mobil polisi.
Itu kedengaran seperti suara sirene di "tangsi-tangsi" atau bangunan tentara era zaman perjuangan kemerdekaan dulu. Seperti yang saya lihat di film-film sejarah jadoel.
Sirene itu menarik perhatian warga sepanjang jalan, yang menonton pawai arak-arakan bendera raksasa acara "Kirab Merah Putih" yang digelar Pemkot Bogor, Minggu 18 Agustus 2024 lalu.
Video tentang kemeriahan Kirab Merah Putih, silahkan tonton videonya di artikel ini ya “Meriahnya Kirab Bendera Raksasa Merah Putih di Bogor, Wujud Kebersamaan & Nasionalisme Warga“.
Ternyata sumber sirene berasal dari sebuah sepeda tua/ontel peserta kirab. Tangan seorang pria berumur sedang "mengengkol"/memutar sebuah alat sirene yang melekat pada setang ontel yang dituntunnya.
Suara sirene terdengar makin lantang berirama, seiring putaran en gkol ke arah kanan yang semakin cepat. Lengkingan yang menarik perhatian ibu-ibu an membuat senang anak-anak yang menonton di pinggiran jalan.
Sesekali sambil mengangkat kepalan tangannya, pria itu semangat meneriakkan, "Merdeka.... merdeka... Merdeka!!!"
Pria berumur 74 tahun itu bernama Pak Memet, salah seorang anggota komunitas sepeda tua "Oncom" Kota Bogor.