Bertahun-tahun tertatih. Minimnya pamor dan tak ramahnya pasar, tak membuat patah arang sosok pengrajin Wayang Golek satu-satunya di Bogor ini. Jalan terjal dan sunyi diredam dengan keuletan, kegigihan dan ketekunan. Upaya yang berbuah manis. "Man jadda wa jadda", usaha yang sungguh-sungguh tak pernah mengkhianati hasil.
PERJALANAN pengrajin wayang golek Sunda, Enday Media seperti menyusuri jalan terjal nan sunyi. Tak banyak orang meliriknya. Tak banyak pelaku kreatif dan usaha yang berminat menggelutinya. Ia pun menjai pengrajin wayang golek Sunda satu-satunya yang bertahan dan tersisa di Bogor saat ini.
Namun takdir berkata lain. Enday berhasil membuktikan, usaha keluarganya itu berprogres positif. Wayang goleknya menemukan jalan kesuksesan, menembus pasar dunia.
Tak mudah mengangkat produk kerajinan budaya tradisional di era modern yang dibanjiri ragam budaya global. Jalan teramat terjal harus dilalui. Minimnya popularitas, plus kompetitifnya pasar dengan beragam kerajinan lain, adalah tantangan.
Kesulitan meniti usaha akan selalu ditemui, seperti dialami Enday Media, seorang pengrajin Wayang Golek, satu-satunya di Bogor ini.
Kesulitan seperti popularitas Wayang Golek yang minim, bahkan di negeri sendiri. Nasib yang sepertinya jamak menimpa ragam kerajinan tradisional di era modern ini.
Ditambah persaingan dengan barang-barang duplikai kerajinan lain.
Namun dia yakin, celah jalan pasti ada untuk kerajinan Wayang Goleknya. Tinggal mencari cara, menemukan jalan aliran takdir bisnis kecilnya itu.
Ketekunan, kegigihan, serta komitmenlah yang mengantarkan Wayang Golek buah karya Enday Media ini menembus pasar dunia.
Jika Anda menonton video yang saya bikin di dalam (tautan) artikel "Mengintip Pengrajin Si Molek, Satu-satunya Pembuat Wayang Golek di Bogor" ini, sepertinya Anda akan berpikir dan bertanya-tanya.