Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Puisi | Aku Malu Berdoa Lagi

Diperbarui: 25 Februari 2019   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.storyblocks.com

Aku malu berdoa lagi
kala ucapku penuh gerutu
menghujat datangnya matahari waktu
"kenapa pagi-pagi terikmu mengganggu tidurku?"

Aku malu berdoa lagi
ketika hujan tak kusyukuri
mata hati, mati
tak lagi mengenali, sejati rintik-Mu lagi

Aku malu berdoa lagi
kalau surga itu tak lagi kuimani di Langit tinggi
malah kuseret dalam ego kemenangan duniawi
dan gemuruh memusuhi
menjadi tuhan yang kuabdi

Aku malu berdoa lagi
saat ingkar jadi kata hati sanubari
dan setiap relung indera mencampakkan esensi sejati
tuhankan duniawi ilusi

Aku malu berdoa lagi
kala ku hanya percaya bahasa intimidasi
memuja arogansi dan benci
dengan rasa pongah menghakimi
nafikan tengadah tangan mohon yang hakiki

Aku malu berdoa lagi
ketika aku alpa sebagai hamba
dan tak kenal bahwa esensi meminta
bukanlah memperkosa

Aku takkan mungkin berdoa lagi
kala sunyi waktu
tanpa makna, begitu saja berlalu
dan  takaburku
meniadakan keberAdaan-Mu

***

Jakarta, 22 Februari 2019

@rahabganendra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline