siang meratap pada keroncongan pahala
bergayut pada tangkai-tangkai waktu di kalendar suci bercahaya
peluru-peluru malam sudah kau masukkan di lambung picu
pemantik kalbu enyahkan terik di altar waktu
sudah lama sekali
gulma-gulma bersarang di tubuhmu
pisau tumpulmu merindu asahan batu-batu iman
sementara tali-tali sadar itu
teronggok tercampakan
lahat mengancam kubur nurani
yang antarkan cahaya redup pada paku-paku peti mati
mulut-mulutmu berkamit doa
bukan tentang cahaya
adalah bait-bait keterikatan dunia
tangan-tanganmu meraba
namun melupa
lembaran buku langit sabda
cuci piringmu
yang sisakan kunyahan rakus kotormu
bilas hatimu
yang menyelamatkan jalan kultivasimu
***
Jakarta – 13 Juni 2016
@rahabganendra
Baca juga: Cuci Piringmu (1)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H