Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Luh

Diperbarui: 5 Januari 2016   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


/1/

aku lahir di pedih kepulan hawa berkeringat
lamat-lamat luh kasih tangan-tangan cinta perempuan tua menggurat
batang-batang waktu rapuh berubah menjadi arang jelaga
bara menganga mengubah jiwa-jiwa mentah, matang menjelma
sejak gelap lahirkan terang
sejak cahaya tepiskan pekat menghadang

/2/

aku berlari diantara bunga-bunga senyuman
mendekat rengkuh tangan-tangan pendoa maha kebaikan
ajarkan tentang menganyam kembang keindahan
nyanyikan senandung dari nyenyak pangkuan
jelmakan angin-angin bisu dari penjuru kejauhan
lantunkan syair-syair tentang kisah-kisah kedamaian

/3/

beranjak waktu tinggalkan kekuasaan lama
hikayat mengiring hingga detik sekarang menjelang
kaki-kaki jauh melangkah mencari cahaya
tangan menggapai meraih pesona kupu pemilik kembang
engkaulah rusuk itu
disinilah takdir awal bertemu

/4/

kembang bermekaran dibawah langit-langit semesta
punahlah sunyi direntang dentingan bhagawad gita
engkau pengantar buku-buku surga
engkau pemilik janji pelangi selepas hujan
menghapus gelap yang membayang
nyalakan asa yang berterbangan

/5/

apa daya
tak berdaya
terbunuhlah
matilah semua
terjerat
hanya tersisa alasan cinta

/6/

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline