Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Peluh

Diperbarui: 21 Desember 2015   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*

ketika air susu mulia
membebaskanmu dari enyam dahaga

saat peluh-peluh bercucuran rasa
sekarang hanya kau lihat renta adanya

lupa, engkau haus di umur berkeringat
dan alpa asinnya peluh tangan legam yang mungkin tak sempat
hadir di setiap detak sudut-sudut hitungan waktu
merunyam kesenangan ego sibukmu

lalu dalam usia bebal
membiarkan, benak menggeram berkubang lupakan kasih
yang dulu berbasah melimpahkan bulir-bulir cinta
menghirup peluh bertahunan berkat

tapi, tidak
dirinya kukuh berdiri atas kaki-kaki surga
bahkan saat seakan bibir neraka menyentuhnya
peluhnya sendiri yang menyangga
tanpa kita sadari bahwa
dia mahal untuk berkeluh derita

***

“Selamat Hari Ibu, 22 Desember”

Jakarta 21 Desember 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline