malam, tlah lelah tertidur kini
sedari tadi
sejak kayu musnah menjelma abu
perapian hati tlah lelah mencumbu ranting kata bisu
barangkali purnama pun bermuram hati
menatap kedua tanganmu menopang dagu pun tak rela lagi
hingga paras indah rembulan terlewat kau nikmati
kaki-kakimu pun luruh menyerah tuk mengukir jejak mimpi
dan apa kata hatimu?
lihatlah
pagi terbit setiap hari tanpa pernah meninggalkan bekal asa
senja menukik di garis cakrawala pun masih berusaha memberi senyum karamnya
dan kamu, malam masih bermanja
hanya karena badai menelan lukisan purnama
serta hujan menghapus awan-awan peraduan gulita
wajahmu hilang tahta rupa
tahukah,
pada senyum-senyum yang kau temui di sekujur alur jalanmu
masih selalu tulus menyapamu
tanpa basa basi
tanpa manipulasi
buah pertanda janji-janji
dari-Nya, masih berlaku kini dan nanti
***
Jakarta – 30 Juli 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H