Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Kuntum-kuntum Liar

Diperbarui: 21 Juli 2015   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

di tanah-tanah lapuk, engkau berdiri bertumpuan kaki-kaki matahari
peluhmu kering di ribuan laku yang meruntuhkan tulang-tulang berkeringat
mengendap dalam selongsong waktu yang kian tajam menagih janji
hingga hitungan senja mengingatkanmu pada kesempatan yang kian berkarat

hari ini engkau bernyanyi tentang malam yang binal
menawarkan gairah pada kerlingan mata-mata nakal
setelah hari kemarin berpeluh layu
tinggalkan jejak jelaga di lipatan catatan waktu

barangkali esok senandungmu tak akan berbeda
sementara putik kuntummu tak selalu segar ada
atau engkau akan salahkan malam yang datang?
atau berhujat pada angin-angin yang menusuk tulang?

kuntum-kuntum liar
engkau tak berpilih mekar
dan bersenandung tentang purnama yang kian tawar
yang tinggalkan rasa hati
dan pikiran yang terpendam sembunyi
 
entahlah,
engkau tumbuh berpeluk rahasia
untuk apa?
menyambung hawa?
ataukah engkau adalah nafas bertumbuh jelita?
dan bukan pemuja remang purnama

 
***

Wonogiri – 21 Juli 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline