Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Sayang, Mimpi Itu adalah Kamu

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14290249321464040298

***
fajar belum terbangun dari lelap
kusut masai ranjang berselimut bunga penidur, biarlah
asal, senyum itu selalu berderai di ujung pagi

"sayang sudah selesai mimpinya?"

tangan-tangan cahaya dewi pagi beriak
berkah setiap tetesnya mengalir di celah dingin cemoro sewu
membasuh bibir rindu yang hampir mengering
membasahi lumpur kenangan yang membatu
mengalirkan hawa hidup di sungging senyum jelita

matahari menguak rinai lembayung kisah
lentik sang tangkai bunga edelweis tersisa sejak kemarin
bibir mengkerut dilamuri kepulan seonggok ampas kopi
"aku ingin bercerita, sayang"
tentang punggung ngarai yang bertumbuh rasa cinta
tentang gunung-gunung yang cemburu pada kabut penghalaunya

jelita, pagi itu adalah kamu
dan bening embun adalah airmata sahdu yang mengalir untuk sebuah rindu
yang tersemat di bawah tirai-tirai kasih dalam setiap helai rambut menguraimu
berbayang paras pelangi yang merajuk selepas rintiknya
dan engkau berhitung regukan di setiap buku lentik jemarimu

jelita, malam itu adalah kamu
yang membuat pucat rembulan saat menatap purnamamu
tak perlu terik, cukuplah kunang-kunang bercahaya dalam setiap nafasmu
dan jika bintang-bintang tertutup awan bertandih peraduan semu
tidaklah mengapa, selama dirimu ada di setiap waktuku

sayang, mimpi itu adalah kamu ...

***
Jakarta - 14 April 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline