***
atas nama rakyat
kami berbondong berjualan
dari pasar hingga mal metropolitan
dari lumpur sawah dan samudera nelayan
mulai ngarai dan kaki pegunungan
atas nama rakyat
kami bernyanyi tawa tangisan
tentang lagu-lagu sejahtera mimpi masa depan
dari dusun hingga pelosok kampung wetan
mulai sunyi desa hingga sibuknya perkotaan
atas nama rakyat
kami berjuang untuk ketidakadilan
bagi kesejahteraan entaskan kemiskinan partai
dari luka-luka ekonomi hingga sosok ambisi gerombolan politisi
dari dera kelam sejarah hingga semangat menjarah hak
dari rajam kepercayaan menjelma manipulasi
dan Tuhankan korupsi
atas nama rakyat
kami jual dan gadaikan
suara-suara pilihan Tuhan
lapak-lapak ruang amanat publik
semangat demokrasi menjadi jiwa anarki
gotong royong menjadi ego belagu sombong
dan secuil nurani terbunuh mati, tak peduli
atas nama rakyat
kami belajar bermimpi
tentang budi pekerti yang lama mati
tentang negeri gemah ripah loh jinawi
tentang figur-figur yang tlah lama dinanti
dan tentang bijak suri tauladan tulus para pengabdi
atas nama rakyat
...
Jakarta - 9 April 2015
@rahabganendra
Sumber Desain Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H