Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Bunga Kering

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14263454441314416441

***

tangan hujan menggapai tanah kering di penghujung musim
serasa pelangi yang bertangga bidadari selepas ketukan butiran langit

langkah-langkah renta
menghitung butiran nafas senja
di lembaran hidup selebar daun jati
tanpa resah menyemai tulus indah hari

engkau yang menyimpan impian uzur
di antara terik pepohonan perkasa yang meranggas
usah peduli delapan penjuru mata angin tawarkan pancaroba
bak kelana
purnama malam adalah lentera
bak petualang
matahari adalah sang penerang

"ini waktuku, ini hidupku"

mekarmu belum habis dimangsa waktu
bait dongeng masa lalumu mengalun di setiap pori kalbu
tiada habis di penghujung sisa nafas menua
yang melegenda sabda di lajur masa

bunga itu kering
bunga itu renta
bunga itu nestapa
biarkan
biarkan impian membawanya mekar di tepi semesta
singkirkan kejamnya dunia fana manusia
seperti lama tertuang dalam hikayat lama
bahwa
dirinya induk sang alam yang terpendam
dan mengering di telaga membawa senyuman


***
Jakarta - 14 Maret 2015
@rahabganedra

Sumber Gambar Ilustrasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline