Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Rindu Dendam Perempuan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13920522511831345983

angin utara dingin menusuk rapuh tulang
delapan penjuru mata angin berkabung jelang
rembulan malam enggan berbagi purnama terang
terpekur akan hening waktu melanglang
pada insan sejoli berhati malang

merundung nisan
pada anak manusia berkalang dendam kebencian
tertawa kemaksiatan
terbahak sang penguasa kegelapan
atas bunga kamboja yang segera bertaburan

deru badai berhenti tercekat
terdiam tanpa sekat
dua sosok manusia sedang saling melaknat
nanar mata pencabut nyawa sang malaikat
pada onggokan tubuh bergulat
tanpa nafas di tubuh polos berbulat

meregang dalam desah ranjang penyaksi
atas rindu yang berujung pisau belati
pada kesumat dendam asmara yang mengiringi
kala hati tersayat ulah bejat lelaki
yang pernah mengisi ruang kasih suci
jauh disana di lubuk hati

lelaki itu tlah khianati
mengurai manis janji janji surgawi
yang tanamkan benih cinta birahi
yang campakkan janin sang buah hati
yang hempaskan nasib dalam terpaan caci maki
hingga pengkhianat divonis mati
detak nadi ... sepi

rindu dendam perempuan
perempuan tanggalkan keluguan
perempuan tlah pupus harapan
perempuan meraung dalam ketertawaan
dendam terpuaskan
hingga hilang ingatan

***

Jakarta 11 Februari 2014

Ganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline