Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Doa-doa yang Terbakar

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14275631061480676929

*

badai bernyanyi mendera
menyapu tawa goreskan luka-luka
diantara waktu yang bergulir menua
berbayang asa mimpi-mimpi anak bangsa

lagu-lagu perjuangan janganlah dibunuh mati
kisah-kisah pahlawan tetaplah dongengkan hingga pagi
meski seakan harapan jauh dari tangan
dan cahaya redup hempaskan asa ke tanah kering

mereka yang tergenang debu di darat dan lautan
mereka yang renta menyimpan kenangan pekik kemerdekaan
mereka yang belia menuntut hak-hak tuan anak bangsa
dan mereka yang tersingkir diantara rajam hidup papa

mungkin nampak menyakitkan, kawan
fragmen cecunguk melenggang di lumbung-lumbung negeri
mencabik-cabik tiang amanah di kolong-kolong basah
bertopeng badut-badut sandiwara
di meja-meja rakyat
di kursi-kursi amanat
di kamar-kamar pejabat
di bangku-bangku konglomerat

dan mungkin mata kian terasa pedih
menatap geram lagu-lagu arogan
diantara pekik kesombongan
berbalut slogan-slogan kepalsuan

doa-doa tlah terbakar
di malam-malam tiada teduh purnama
dan terik yang kian menyengat serpihan asa
yang tersisa

*

badai bernyanyi mendera
menyapu tawa goreskan luka-luka
diantara waktu yang bergulir menua
berbayang asa mimpi-mimpi anak bangsa
***
Jakarta - 27 Maret 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline