Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Kebiri

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1389232878497436477

*

kusam peradaban lekang menimpa para nasib malang di seantero sudut kehidupan ruang antara krisis iman dan deru nafas jalang

saat rintihan mendepak indah bulan purnama kala garang kuasai hati musang berbulu domba pada nurani yang tercabik cakar cakar nestapa adalah ajang perilaku para penista

pada selangkangan taman kota atas pojok gedung gedung mewah ternama pada kantor tokoh tokoh kelamin pemuja hingga gubug gubug beralas moral tua

disana mahasiswi direnggut paksa tuan tuan tua bunga mekar digilir paksa berandal muda para remaja dicekoki miras tak berdaya siswi siswi dicabuli para pengajarnya bunga hamil dirudapaksa bejat pamannya bapak durjana merusak kehormatan putrinya balita tak nyaman lagi digendongan kakek renta apakah langit akan berakhir masa?

waktu dan hanya waktu yang mencatat sejarah pilu saat kitab kitab suci terkatup berdebu pada ayat ayat yang menjadi dongeng angin lalu kala syair syair arif telah usang tak menentu atas petuah petuah suci di segala kurun masa dulu terkubur oleh nurani pandir yang membatu

hingga alunan indah bait bait suci berganti tangis para ibu pun tawa riang buah hati berlalu menjelma tawa iblis dan hantu disulap mantra sesat, gila dan rusak moral perilaku pada masa kelabu entah kapan akan berlalu hingga tersadarkan akan hina pelaku ataukah kebiri itu perlu?

* Jakarta - 8 Januari 2014

Ganendra

Sumber Gambar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline