angin timur membawa nafas melintas samudra bersama riuh rendah camar laut diantara bianglala serumpun negeri menawarkan impian indah bulan laksana disana pada koloni ras ras asing saudara berada negeri pilihan mengadu waktu usia
nasib berjibaku peruntungan tersemat impian di tanah perantauan pendam kerinduan ikhlas nafas dipertaruhkan kesampingkan segala kesenangan perjuangkan jalan penghidupan
setumpuk rindu bergayut tiap detik waktu pada kampung halaman dusun ibu pada putra putri lugu buah hati penyemangat hidupmu
titipkan senyum pada purnama kala temaramnya menghias malam mega kirimkan pesan bersama sang bayu yang berlapang dada hembuskan gelora cinta kasih sayang rasa pada pelukan renta ibunda atas keriput wibawa ayahanda bagi darah kerabat saudara nun jauh disana
engkau para pejuang rantau butiran keringat peluhmu mewangi berkilau penyambung detak nafas nafas parau ironi negeri kaya nan memukau ditelatah kuasa para harimau
namun cinta pertiwi takkan pudar pada laskar devisa sedarah berurat berakar hingga saat kembali ke pangkuan bersama para camar terbang pulang ke sarang kediaman atas bahagia yang berbinar
* Jakarta - 15 Januari 2014 Ganendra
Sumber Gambar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H