*
derai airmata sang dewa hujan memilukan asa beriring laju deru bandang masih menggema menghantarkan berkubik air menyapu apa saja di bawah terpal terpal nestapa mendera atas pemukiman yang porak poranda disini dan disana
gemuruh dewa gunung murka berapi api deras lahar mematikan mengalir tanpa henti getarkan bumi tinggalkan pedih hati atas rintihan pilu bocah dan ibu pengungsi para saudara di tanah Karo negeri
lain dimensi riuh rendah sorai pemangku negeri merengkuh citra palsu politisi lupakan janji janji manis sebagai ksatria bukti duduk empuk atas tahta kuasa kursi kursi tangis warga negeri tak dihiraukan lagi ironi? tragedi? atas lakon negeri tanpa misi
padamu anak anak manusia pada batas jelaga kala angan sekejap sirna mimpi pungguk akan indah terang rembulan purnama pada nikmat hangat mentari di ufuk merah saga juga pada ramah air penyejuk raga jiwa dan pada ramah hati abdi pelayan negara tlah musnah binasa
hingga masa harapan tinggallah puing puing asa kala hati mati lenyap tak peduli pekik sangkakala atas nafas yang nafikan akherat dunia inikah saatnya? api perbesarkan nyala terangi gelap nurani insan fana?
* Sukabumi - 19 Januari 2014 Ganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H