Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Jangan Biarkan Kemarin Mengambil Terlalu Banyak Hari Ini

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14254009041334692898

***

engkau tak lagi bersuara
dalam pejam mata yang tak lagi kering
menunduk di pelipis malam yang kehilangan kertap bulu sang pungguk
dan nun kejauhan serbuk tetes air menghitung waktu yang berdetak

hujan tlah reda di bayang kabut yang bersisik
nafasmu terbata mengukur hawa-hawa khayangan
mencoba mencari menyisir cahaya bintang di celah awan
mendamba kelopak-kelopak senyum pemilik pelangi

hitam terinjak-injak tersapu angin purba
kelam tertanggal usang di hikayat waktu lama
berganti nur bintang yang menyelinap di sela gulita sabit
engkau beranjak menghapus warna-warna gelap
yang pernah menjadi raja di kolong-kolong penyesalan

tiada tangis karena telah berakhir
tiada senyum yang tersembunyi karena terjadi
lupakan dulu yang menentang kelak
pungut detik selayak tanah kering dihambur hujan
dan di kedalaman sana engkau tlah bersuara
"jangan biarkan kemarin mengambil terlalu banyak hari ini"

*

engkau tak lagi bersuara
dalam pejam mata yang tak lagi kering
menunduk di pelipis malam yang kehilangan kertap bulu sang pungguk
dan nun kejauhan serbuk tetes air menghitung waktu yang berdetak

***
Jakarta - 3 Maret 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline