Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Mural

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*** dinding dinding kusam merenung eksistensi rasa mengajak penatapnya bertegur sapa berbicara dalam dimensi terlukis gelora atas curahan rasa hati anak manusia yang terasing dari selaras jiwa laksana bait ajaib mantra yang mengubah segala realita dalam kejab mata tentang asa tentang hidup makna tentang kebebasan cita cita tentang ketidakadilan sosial manusia tentang gelora pekik nasionalisme merdeka dan tentang keajaiban terwujudnya asa yang didamba unjuk rasa tanpa batas gores grafik warna pada lukisan terpuruknya nasib warga jelata pada ekspresi tangis tanpa airmata pada coretan topeng muka dua suarakan lolongan luka derita pekikkan kekecewaan bertumpuk murka atas kenyataan keras kehidupan limbah raksasa mural dinding kota jeritan himpitan rasa hati tanpa daya saat sistem tak berpihak pada anak manusia pekikan rasa senantiasa mengajak bertutur sapa hingga jiwa jiwa lelah bersuara hingga kata keadilan hanya impian palsu semata *** Bogor - 17 Februari 2014 Sumber Gambar Ilustasi Baca Juga : Rajam Cinta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline