Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Buramnya Bendera

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

lihat disana langit biru angkasa raya pada bendera yang dibelai jemari tangan dewa berkibar kencang usung asa harumkan nama tertancap pada tubuh tanah yang merdeka tempat berpijak anak generasi bangsa

lihatlah setiap jengkal bumi pertiwi tanah subur menjelma padi dan rempah rempah yang mestinya tak bikin hidup warga susah atau laut dan sungai kekayaan ikan nan melimpah harusnya tak membuat hati kita gundah patah dalam ikatan saudara bendera satu nusa satu negara yang berbhineka tunggal ika

apa hendak dikata manakala tiang bentang bendera rapuh adanya kedaulatan menjadi simbol kata kata dari kita yang lupa dari mereka yang mendusta dan mencampakkan wibawa sang saka

tiada bendera tegar berkibar lagi sirna di pangkuan lusuh compang camping negeri manakala demokrasi dimaknai perebutan kursi ketika penguasa berpesta pora korupsi bergelimang berhala mesin-mesin otomatisasi dan rakyat terkapar di tanah sendiri menjadi tragedi ironi menjelma temurun tradisi

semua bernafsu kibarkan panji panji angkat tinggi tinggi benderanya sendiri menjulang usung golongan dan pribadi atas angkuh meraup tahta kursi demi harga diri dan ambisi bukan atas nama negeri nan gemah ripah loh jinawi lalu bagaimana nasib bendera negeri? dimana posisimu kini?

kibar berkibarlah wibawa sang saka gagah gagahlah di angkasa merdeka diantara hembusan angin sahabat nan berjaya di pelataran warga yang masih mencinta pada negara pada tanah air beta pada jiwa jiwa pembela seburam apapun kondisinya

*** Jakarta - 7 Maret 2014

Ganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline