Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Malaikat Upah

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1398912281187041173



***


sayap sayap nasib terkembang berharap menjelang
turun meniti jalur nasib yang kian tak lapang
di dunia kawan para pekerja
warga buruh desa dan industri kota

bercita atas kesejahteraan
berangan mengecap manis keadilan
pada pemenuhan dasar kebutuhan
atas nasib yang terpinggirkan?

bergelora dengung ribuan kata
dari masa ke masa tak pernah lupa
kerja kerja kerja!
harga harga harga!
warga warga warga!
negara negara negara!
berapa?

bergulung peluh bersimbah darah
harga berapa yang tercurah
keringat mengalir tak henti berbasah
di waktu waktu masa berupah

tebalnya pintu solusi
buruh dan juragan industri
tarik urat upah riil dan asuransi
bumbu anarki selimuti iklim investasi
pemerintah dimana kakimu berdiri?

1 Mei
waktu bergulir berganti
teriakan nasib yang tak berubah kini
pekikan kawan para pencari
kesejahteraan yang tak dinikmati
keadilan yang makin jauh tinggi
atas tangan hitam politisasi?

dan hari ini
di waktu berulang lagi
kawan berpesta lagi
bukan di panggung mewah berjeti jeti
atau di gedung megah bergengsi
tapi
di jalan ini

kapan pesta ironi akan berganti?
dengan panggung bersaudara sinergi
anarki menjelma rasa peduli
nafsu tamak berganti hati manusiawi
hilang sekat saling tuding aksi
pejabat negeri, buruh dan juragan industri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline