Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Impian Jalanan

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1399655035114797694

***

bangun bangunlah, anak kesayangan Ibu
sebentar lagi cahaya mentari tiba terhitung sang waktu
kau harus bersiap anakku
segera ambil peralatan senjatamu
bergegas keluar dari istana kolongmu
sebelum ayam berkokok merebut rejekimu

*
langkah kecil kaki menyambut keras pagi ibukota
aroma peluh bercucuran diantara desahan nafas belia
anakku sang penguasa jalanan bus kota
sepanjang waktu bergulir diantara debu debu derita

bergelantungan
berhimpitan
berdesakan

menemani sang mentari dari fajar hingga terbenam cakrawala
mengais harapan di telatah jalanan hingga senja
keras kehidupan tak seperti kisah dongeng sang ibunda
yang lagukan kisah negeri impian makmur sentausa
yang nyanyikan legenda para leluhur bijak berwibawa
dibawah negeri yang konon makmur kerajaan bertahta

*

ibu, asonganku habis dipalak preman
gerombolan pasar yang bermabukkan
tak ada lagi lokasi aman tuk berjualan
meski pos pak polisi bertebaran

ibu, asonganku jatuh berantakan
saat kuberlari dikejar aparat penertiban
tak ada lagikah tanah terbagi untuk rejeki kecil kecilan
sekedar penyambung nafas harta yang tertinggalkan

ibu, dongengkan tentang negeri impian
yang aman, tentram penuh cinta persaudaraan
aman oleh gagah berani sang pangeran
tentram oleh naungan raja bijaksana yang penuh kepedulian
persaudaraan cinta oleh putri baik hati di taman khayangan


Ibu, kapan kita hidup di negeri impian?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline