Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Pangeran Samudera

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14110534241306573429

***


dingin tiada kabut diantara arca malam
rentang mega tinggalkan senja temaram
beriring senandung nyanyian camar penjaga
nada riak riak samudera nyalakan harmoni irama

berurat akar gulita malam purnama bulan
menghias jantung bintang di kejauhan
pancarkan keindahan dewi khayangan
susuri tubuh tenang damai samudera lautan

berlayar sampan di sepanjang laut pantai
bercengkerama jinakkan sahabat topan badai
dirimu nelayan pemilik tirta kehidupan
berpeluh bersimbah keringat ruh pangeran
mengais harapan dalam nyala semangat
tiada redup diantara ombak tajam pengancam

kau lantang indah nyanyian
sayat luka yang kami haturkan
dan darah yang kami teteskan
adalah tangis airmata harapan
pada rasa damai semesta impian

kubur tsunamimu
karamkan luka derita perahu
semayamkan tulus kasih surga ibu
pada sang dewi lautan yang menghidupimu

"samudera jangan kau marah
rusukmu menjaga, tiada biarkan tertoreh luka"

***
Jakarta 18 Septemebr 2014
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline