Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Tanah Ironi

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14180612272012297353

***

angin penjuru nusa berhembus bersahabat
laut beriak gelombang tenang tanpa merusak hasrat
gunung api seakan lelah goncangkan tanah dan istirahat
dunia alam dalam titik mulia bermartabat

indah semesta memeluk negeri bak terlahir
namun nafas nafas pandir tetaplah hadir
dimana mulia rasamu?
dimana hormat insan berakalmu?

di sana kawan terjengkang
takluk oleh sebotol miras oplosan
diantara riuh jerit ekonomi serba kekurangan
dan teriak orasi kala rupiah mencekik leher kendaraan

di gedung megah bermahkota
jaksa menikmati asap semu surga
professor terlena oleh syahwat dunia
politisi berebut kuasa ala hewan pemangsa
sementara jelata pedih menonton tanpa daya

nun jauh di samudera
berdentum suara gelegar di tengah lautan
membakar bara terpendam negeri perbatasan
laskar laskar tunaikan kewajiban
karamkan perongrong mulia kedaulatan
yang sekian lama menggerogoti tiang kebenaran
ganyang aksi tikus tikus comberan

apa kata?
meski puja puji bukanlah tujuan
cibiran terbungkus nama kritik masukan
bukan dari seberang kawan
namun saudara serumah idaman

tanah negeri
sedang apakah kita ini
berdendang lagu lagu ironi
ataukah kepandiran sedang unjuk gigi?

***

Jakarta - 9 Desember 2014
@rahabganendra

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline