Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Pudiyanto

TERVERIFIKASI

Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

Perempuan Koma 8

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14244500201743536131

***

terantuk kaki malam di ambang dini hari
telanjang purnama buaikan pandang atas tubuh lekat
langit menghitung awan-awan berparas gelap
dan angin sebarkan serbuk benih kelam peristiwa

engkau menitik tangis di sekujur kesedihan
dalam diam hati berayun bimbang
gerimis mengiris tak henti membujuk rayuan
untuk sang kelana pembawa nampan hujan

engkau berbicara di ujung waktu lalu
dan bertanya sampai kapan langkah tergelincir di ngarai hitam
tiada daya terjerembab dalam peluh-peluh nista nafas jelaga
sementara malam tak ijinkan terlewat tanpa sang tuan raja serigala

kelopak gulita akankah terbuka
diantara telanjang tubuh penyimpan derita
berharap bekal setitik nafas tuk menyapa sang surya
meski cahayanya tak pernah lagi menjadi miliknya

***
Jakarta - 20 Februari 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Puisi Terkait

Perempuan Koma 7
Perempuan Koma 6
Perempuan Koma 5
Perempuan Koma 4
Perempuan Koma 3
Perempuan Koma 2
Perempuan Koma 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline