Kosong, kini titik nadir
Berbilang seakan berpaling,
Menoleh ke belakang.
Ku ratapi sejenak.
Tak terbebani masalah t'lah dilalui.
Ribuan ujaran tercipta karena buih rasa,
Bukan prasangka...
Lantaran masa lalu masih menyertainya.
Aku pun sadar,
Bahwa suatu rasa sejatinya tak bisa dipaksa,
Hadirku menggelisahkan waktu luangnya,