Ratusan mobil merayap pelahan sepanjang jalan raya Kemang Jakarta Selatan menuju Megaria di Jakarta Pusat, sementara matahari menjemput bedug maghrib. Sore itu, kami berempat duduk nyaris tanpa suara dalam sebuah taksi yang diorder secara online.
Sumpah, gue harap-harap cemas jangan sampai telat nongol di lobby bioskop Metropole di bilangan Megaria. Di bioskop itulah, kami menguatkan sebuah tekad (cieeee): nonton pemutaran perdana Film Tiga Dara, yang telah direstorasi oleh anak bangsa Indonesia di bawah bendera PT Render Digital Indonesia.
Sudah gue duga, kami tiba terlambat! Film belum diputar yah karena jadwal tayang pukul setengan sembilan malam. Ratusan undangan sudah berkerumun di lobby, puluhan dayang-dayang seragam hitam menyambut tamu dengan senyum sumringah. Deg! Ini bukan tontonan biasa. Ini luar biasa.
UNDANGAN:
Sebelum nonton, kami lakukan registrasi dengan menunjukkan kartu undangan, membubuhkan tanda tangan, kemudian diberi voucher buat makan malam nan istimewa. Bukan cuma itu, hiburan musik hidup mengiringi santap malam. Sesuai jadwal, film Tiga Dara akan tayang serentak di bioskop Metropole s di studio 1, 2, , 3, dan 4. Dua studio untuk undangan khusus, dua lainnya untuk undangan umum termasuk gue dan temen temen kantor gue.
Undangan khusus, gue nebak, tentu buat para seleb, para insan film dan para pendekar film yang terlibat pada proses pembuatan awal serta restorasi film Tiga Dara. Kalo tidak salah liat ada liat ada Mieke Wijaya, Indriati Iskak, Nia Zulkarnaen, Slamet Rahardjo, Widyawati, Olga Lydia. Chitra Dewi tentu tidak nampak karena sudah wafat.
Gue liat puluhan wajah-wajah yang sering berseliweran di layar kaca TV tapi gue lupa nama mereka. Dan yang pasti mereka nggak kenal siapa gue makanya nggak ada yang ngajak foto bareng gue (wkwkwkwk).
Di samping itu ada rombongan pejabat yang mengiringi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, juga mantan Mentri Anies Baswedan. Dan entah siapa lagi.
Tebakan gue sekitar 600 undangan hadir. Ini hitungan quick count dengan margin error 10% dah!
Mejeng Dan Melebur Bareng
Kapan lagi nemu perhelatan unik gaya tempo doeloe, hayuh foto-foto dulu. Jepret jepret jepret. Perasaan gue seperti memasuki lorong waktu mundur 100 tahun yang silam. Gue merasa lagi ikut kondangan tetangga kawinan di zaman koboi. Pakaian jaman doeloe, lukisan jaman doeloe, obrolan jaman doeloe, aluan musik jaman doeloe. Herannya gue demen banget. Happy deh sumpah!
Sebelum pesta jepret, Gue ingat sejak pertama grok di pintu lobby, wah wah waaah rasa dan aroma melayang jauh di atas sana. Semua wajah nampak sumringah, nampak bersahabat, senyum senyum bahagia. Sampai lupa di luar sono noh orang orang pada gaduh, pada tarung, pada memamerkan gigi taring.