Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Germo dan Turis Arab

Diperbarui: 27 Januari 2016   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan nama ane, Boy.

Panggil saja demikian. Boy. Umur 29 tahun. Tinggal di Jakarta. Ane terpaksa kerja melayani turis-turis nakal dari Arab. Iya betul. Turis Arab yang dari sononya niat cari pelampiasan birahi. Jumlah turis nakal nggak banyak, tapi income buat guide itu lho. Gede!

Ane terpaksa jadi guide , nyambi "begituan" buat client, soalnya ane nganggur dari dulu. Sebodo amat ane dibilang germo! Dibilang germo itu antara iya dan tidak. Dibilang germo ya bukan karena ane tidak ngumpulin WTS/PSK/callgirl. Dibilang bukan tapi ane punya koneksi cewek-cewek siap service (wakakakak).

Alasan lain, ane mustahil nolak permintaan client. Sekali nolak cariin cewek, goodbye pekerjaan ane. Apa "boled bulat", ane kerjain ajah. Bahasa kerennya, ane ini  "sekedar menuruti skenario" sutradara. #ngeles

&&&

Bahwa client ane turis Arab semua, itu ada hikayatnya. Mau tau kan? Sebentar ane mau nyruput syahi dulu mumpung masih beceos angetnya.

Dulu... Ane makelaran mebel dan minyak wangi. Walhasil, sohib Arab kabeh. Sayangnya, makelaran nggak menghasilkan cukup income buat dapur. Kadang dapur ngebul, kadang numpang makan ngalor ngidul. Nyakitin hati deh, sumpah!

"Anjing...! Kenapa hidup ane begini terus?"

Ndilalah, suatu ketika ane diajak jemput tamu dari Negeri Arab. Wah, rahat nih. Makan enak. Foya foya enak. Tidur di hotel enak. Azab dan derita tiba tiba lenyap.

"Alangkah indah dunia ini... Hihihihi..."

Ane sampe lupa bahwa aslinya setrom ekonomi ane selalu byar-pet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline