Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Unek-Unek Orang Kaya Jakarta Tentang Ulah Anak-Anaknya

Diperbarui: 4 April 2017   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ternyata banyak orang kaya merasa sebel kepada anak sendiri yang amat disayang. Tak kurang dari 5 orang kaya di Jakarta mengutarakan kekesalannya. Mulanya saya tercengang ketika baru satu-dua orang ngeluh. Lama-lama baru ngeh saya ternyata banyak yang mengeluarkan unek-unek senada.

Mereka bicara blak-blakan sampai saya miris...

Antara tahun 1990 s/d 2010 di Jakarta setidaknya ada 5 orang kaya dan kaya raya yang bicara langsung kepada saya. Tentu setelah cukup lama saling kenal dan biasa ngobrol santai dengan mereka. Pada umumnya mereka adalah pengusaha yang jadi tajir melalui perjuangan dari nol. Pada umumnya mereka perantau dari daerah yang sukses mengadu nasib di Kota Jakarta. Pada umumnya mereka mengeluhkan sikap dan ulah anak-anaknya, tanpa mengurangi perhatian dan kasih-sayang kepada anak.

Rangkuman unek-unek orang kaya Jakarta kepada anak-anaknya:

1) Yang kaya dan yang pusing dan yang berjuang mati-matian itu orang tua, tapi yang bener-bener menikmati adalah anak-anak sejak mereka lahir hingga dewasa. Ketika orang tua ingin menikmati kekayaan sering terhambat kemauan anak dewasa. Soalnya anak ingin setara kekayaannya dengan milik orang tua tapi dengan jalan disubsidi atau jalan pintas. Orang tua pusing mikirin anak dewasa. Tapi Anak belum tentu mikirin orang tua.

2) Anak-anak suka sombong dan pamer kekayaan seakan hasil jerih payah mereka. Tapi tidak tahu dan tidak mau tahu bagaimana kekayaan itu menjelma. Tahunya hanya menikmati. Akibatnya sering kelabakan bila disuruh hidup mandiri. Maunya bergantung terus pada harta orang tua.

3) Bila anak disekolahkan tinggi-tinggi lebih tinggi dari pendidikan formal orang tua mulailah belagu: ngrasa diri jagoan dan keminter, padahal masih aja ngincer harta kekayaan orang tua.

4) Orang tua masih hidup dan masih bugar tapi anak-anak mulai ngusik-usik bagi warisan. Seakan orang tua sudah masuk liang kubur harta pun mau buruan dibagi-bagi, orang tua cuma dijanjikan dikasih jaminan makan.

5) Anak lupa orang tua kalau lagi seneng dan happy-happy sama temen. Kalau mumet barulah anak merengek-rengek kepada orang tua. Padahal mereka sudah dewasa dan sudah berumahtangga.

6) Bila orang tua sakit-sakitan atau amat sepuh, anak-anak maunya orang tua dikirim ke rumah jompo. Mereka ogah serumah dan ngurus orang tua. Sepertinya mereka pengin orang tua cepet-cepet mati agar warisan segera dibagi.

7) Anak tertua biasanya suka nakal, menyerobot harta orang tua duluan tanpa sepengetahuan adik-adik. Mentang-mentang merasa punya hak duluan mewakili orang tua sesuai tradisi. Apalagi bila anak tertua punya suami/istri haus harta, wah tambah jadi deh mau maen kuasai harta orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline