Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

4 Kejanggalan Harga BBM Naik, Kalau Mau Jujur

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ada 4 kejanggalan atas kisruh Rencana Kenaikan Harga bahan bakar (BBM). Semua pihak yang terlibat menyembunyikan sesuatu dari mata publik. Hanya bentrokan sesama wong cilik - mahasiswa dengan polisi - yang di close-up di Salemba Jakarta Pusat. Sementara itu kelompok elite yang menikmati lezatnya harga baru - BBM dan minyak mentah - lolos dari sorotan. Seakan kenaikan harga BBM sudah takdir ilahi, bukan akibat akal bulus yang amat terang benderang.


Di manakah letak akal bulus kenaikan "harga bensin"? Siapakah yang diuntungkan? Mudah ditelusuri bila kita mau menghimpun informasi dari sumber yang kredibel. Untuk itu saya ajak Anda menyimak informasi berkelas dunia yang jauh dari sensor para penguasa yang tamak. Dari Perancis ada Voltaire Network, dari Kanada ada Central of Globalization Research, dari Amerika ada Veterans Today. Lihat dan baca lengkapnya pada tautan di bawah ini. Sejak Oktober 2011 hingga Maret 2012 dapat kita paparkan 4 hal yang TIDAK DISAMPAIKAN kepada publik apa penyebab sesungguhnya kenaikan harga BBM. Bila lembaran informasi tsb akurat maka kita temukan, sbb:


1) Harga riil minyak mentah dunia berkisar $65 per barel tapi kenapa pemerintah melakukan asumsi pada angka $105 per barel? Pemerintah tidak berani mengakatan bahwa harga minyak dunia naik 30% dari tahun lalu karena 64% transaksi dikuasai spekulator di Wallstreet Amerika. Spekulator beli bukan untuk dipakai, tapi sebagai perjudian di mana harga minyak dijadikan kartu remi. Maka harga dipertahankan tinggi agar spekulator tidak rugi. Mereka adalah Citigroup, JP Morgan Chase, Goldman Sachs.


2) Permintaan minyak dunia turun sekitar 15%, cadangan minyak naik dari temuan di Afrika, koq harga tidak turun? Sekali lagi pemerintah bungkam. Takut marahnya big boss spekulator di Washington, London dan Tel Aviv. Merekalah yang paling berkepentingan dengan harga minyak di atas $100 per barel.


3) Digembar gemborkan bahwa harga minyak nanjak karena krisis politik AMERIKA-ISRAEL lawan IRAN. Tapi pemerintah tidak buka suara telah menjadi penghubung kedua belah pihak di dampingi Robert Gates ex Direktur CIA. Tidak buka suara apa saja yang dibahas dan apa pula hasilnya untuk kepentingan publik dunia.


4) Dengan jatuhnya sanksi ekonomi Amerika-Eropa kepada Iran maka Iran menjual minyak termurah dengan pembayaran termudah. Bisa dapat diskon 15% dan bayar pakai Rupiah, bukan dollar. Tapi semua tutup mulut. Peluang emas ini sirna begitu saja karena taat dan beriman kepada big boss di Washington-London-Tel Aviv. Retorika Indonesia sebagai negara yang bebas dan aktif cuma omong kosong. Padahal Rusia, India, China, Pakistan, Turki, Jepang, Korea menyambut murahnya minyak Iran.


Dengan 4 butir cover up di atas maka rakyatlah yang dikorbankan. Dikorbankan oleh Pemerintah, parpol, media massa, dan ICW yang secara berjamaah pura pura bicara demi kepentingan rakyat. Yang diuntungkan adalah spekulator, bankir, dan politisi yang kecipratan dana politik hasil main mata dengan penikmat milyaran dollar kenaikan harga minyak. Hari ini harga pasar minyak mentah dunia dua kali lipat dari harga normal yaitu $65 per barel.

Bila benar Indonesia menganut haluan politik bebas aktif, maka tidak ada alasan bagi beliau-beliau di atas untuk takut menjadikan 4 perkara di atas sebagai wacana publik.

RAGILE, 31mar2012


*) sumber-sumber:-

Antara

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline