Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Pil Anti Hamil Plan B One-Step Dijual di Kampus (The Mistery of After-morning Pill)

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1329063525670417297

[caption id="attachment_170496" align="aligncenter" width="590" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Belum reda kecurigaan agenda aborsi massal oleh pemerintah Amerika, kini pil anti hamil Plan B One-Step sudah buka counter di sebuah universitas. Malah muncul desakan agar dijual bebas tanpa resep dokter untuk perempuan semua umur. Sementara itu kelompok agama dan grup antiaborsi merangsek untuk menolak segala jenis pembunuhan bayi secara terselubung. Saling ancam untuk menjegal tak terelakkan.

Mulanya adalah sebuah pil ajaib hasil riset selama 35 tahun. Pemerintah Amerika sudah oke untuk menggalakkan penggunaan pil kontrasepsi yang dinamakan Plan B One-Step. Pil sekali minum yang efektif s/d 72 jam setelah hubungan seks. Dilaporkan mengandung obat keras levonolgestrel. Juga mengandung akibat sampingan berupa pusing, ganguan mens, dll. Dimaksudkan sebagai langkah terakhir untuk mencegah kehamilan. Tidak boleh dijadikan obat rutin karena berbahaya. Kabarnya kalau sudah lewat 72jam tidak mempan obat tsb dan tidak pula membunuh jabang bayi.

Harganya mahal, lho. Ada yang bilang $25 ada yang bilang $40.

"PLAN B One-Step or after-morning pill for birth control produced by Teva Pharmaceutical", resminya begitu. Maka sebagai produsen, Teva maunya pil tsb dijual bebas agar bisnis ngacir. Sedangkan pejabat yang berwenang yaitu Katheleen Sebelius menegaskan hanya bebas beli untuk usia 17th ke atas. Di bawah itu wajib hukumnya pakai resep dokter. Gontok-gontokkan seperti malah mendorong lajunya perdagangan gelap pil tsb.

Lain lagi ceritanya kaum beragama dan kelompok pro-life yang antiaborsi. Mereka curiga berat pemerintah dan industri farmasi ada kongkalingkong. Sudah umum rahasia tak tertulis diketahui bahwa sekelompok pembesar getol mengendalikan jumlah penduduk. Celakanya beberapa kali kepergok maen curang melakukan pembunuhan bayi lewat vaksinasi, penyebaran virus, dll. Hebatnya organisasi WHO di bawah PBB malah terlibat program bunuh bayi secara sistematis tapi terselubung.

Mereka tidak asal tuduh. Bisik-bisik di Amerika kuli tinta getol membongkar teka-teki Heritage Foundation yang dibesarkan oleh Rockefeller dan Bill Gates. Bill Gates kali ini bicara pengendalian populasi manusia, bukan sistem komputer Windows. Ah, panjang ceritanya deh. Yang jelas langkah Bill dan Melinda Gates membuat mata terbelalak ketika mereka bergandengan tangan dengan perusahaan culas. Mosanto dan Cargill bergerak di bidang agribisnis punya reputasi buruk. Ada apa Bill Gates tanam saham di perusahaan tsb?

"Bill Gates heritage foundation mystery population control" jadi kata kunci penelusuran aktifitas Raja Softwares yang membungkus diri sebagai filantropi yang flamboyan. KEMBALI KE PIL PLAN B ONE-STEP atau "after-morning pill". Publik bereaksi ketika ada kabar baru-baru ini di Pennsylvania ; Shippensburg University menyediakan counter penjualan pil Plan B bareng kondom. Ini dianggap langkah terlalu agresif. Prof Alexandra Stern dari Michigan Univercity menilai bahwa penjualan bebas pil Plan B adalah langkah terlalu berbahaya. Karena minum obat keras tanpa resep dokter serupa bunuh diri. Namum bagi pemakai konon ada bagusnya bisa mencegah hamil akibat diPerkosa. 3 hari atau 72 jam adalah waktu yang cukup untuk ambil keputusan: mau hamil atau tidak? Tapi banyak yang berspekulasi bahwa pil tsb diam-diam diarahkan untuk menjadi "swasembada aborsi". Nampaknya perlu keterbukaan masing-masing pihak agar saling percaya, daripada meletihkan diri dengan retorika manis tapi saling ancam dan saling bunuh diam-diam.
::
sumber:-
http://guardian.co.uk/global-development/poverty-matters/2010/sep/29/gates-foundation-gm-monsanto http:/healthland.time.com/2012/02/07/university-vending-machine-dispenses-the-morning-after-pill/?xid=healthland-daily

http://ibtimes.com/articles/295928/20120209/morning-pill-prescription-reproductive-rights-plan-b.htm
::

Ragile, 12feb2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline