Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Argentina-Inggris di Ambang Perang Malvinas Jilid Kedua

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat Perang Malvinas 1982? Ketika itu Inggris di bawah PM Margaret Thatcher begitu perkasa. Kali ini Argentina di bawah Presiden Cristina Fernandez Kirchner siap rebut kembali kepulauan Malvinas. PM David Cameron menolak negosiasi dan menuduh Argentina menjajah Malvinas alias Falklands. Anehnya Malvinas adalah kepulauan di tepi Argentina sekitar 250mil dari batas laut Argentina.


Sejak 2010 sengketa Malvinas memanas ketika Inggris mengeksplorasi minyak di Malvinas. Inggris merasa memiliki Malvinas yang diduduki sejak 1833. Namun negara Amerika Latin menolak klaim Inggris. Mereka dukung Argentina rebut Malvinas dari jajahan Inggris.


Memasuki 2012 terjadi saling ancam. Senator Argentina Daniel Filmus mengatakan bahwa Malvinas adalah milik Argentina dan akan diundangkan oleh parlemen. Selanjutnya kapal bendera Inggris dilarang melewati lautan di sekitar Malvinas. Rakyat Argentina turun ke jalan berdemo di kedutaan Inggris sambil bakar bendera Inggrir.


Sedangkan Inggris menyiapkan pesawat tempur untuk menghalau serangan Argentinya. Termasuk senjata anti pesawat. Pendeknya siap perang ke tanah jajahan di Amerika Latin.


Kali ini nampaknya Argetina beruntung karena bebera faktor:


1) inggris dalam keadaan lemah ekonomi dan politik. Hanya kuat gertakan.


2) amerika minta kedua belah pihak bernegosiasi, alias tidak dukung invasi inggris seperti tahun 1982.


3) dukungan penuh negara amerika latin kepada Argentina membuat inggris nampak seperti maling dari eropa.

4) publik dunia nampaknya ingin menghukum inggris dengan membantu kemenangan Argentina.


Bila keduanya ngotot hampir pasti Perang Malvinas jilid dua akan digelar. Dan hampir pasti Rusia, China, Iran, India, negara Arab berpihak kepada Argentina.


Post terkait:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline