Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Dinding Pemisah dalam Ultah Kompasiana

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berlin Wall (tripadvisor.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="Berlin Wall (tripadvisor.com)"][/caption] Tak diragukan semangat kopi darat menyambut Ulang Tahun Kompasiana Kedua kemarin di MU Cafe Jakarta Pusat. Tak dipungkiri dinding pemisah yang memilah milah "siapa elu siapa gue". Dua kali Ultah dua kali dinding pemisah berdiri kokoh tak terjamah.

Roboh dinding pemisah ketika pindah acara usai Ultah jam 3 sore. Jam 4 sore dimulai hajat Peluncuran Buku Melukis Langit oleh Kit Rose di Bukafe Jakarta Selatan. Yang punya hajat dan para hadirin kompasianer kompasianer juga. Mencair dan sangat akrab. Lantas kenapa yach dua hajatan tsb beda jauh suasana keakarabannya?

Itulah sebuah pertanyaan klasik yang tersimpan dalam hati banyak kompasianer. Ketika blok-blokan menampakan wujudnya paling nyata dari naluri bawah sadar kita. Untuk menegaskan pengkotak-kotakan berdasarkan kelas dan strata sosial dunia maya.

Jika dalam ruang kecil berisi 200 peserta Ultah ada dinding pemisah begitu tinggi dan gagah... Berapa banyak dinding dinding pemisah di antara 250 juta rakyat Indonesia?

Apakah dinding pemisah dalam Ultah tsb merupakan miniatur dari bangunanan NKRI secara keseluruhan? Dan siapakah yang menghendaki semua itu???

Saya tak punya jawaban karena bisa jadi saya menikmati betul dinding pemisah itu. Agar saya.... Agar saya... Agar saya... Ah nggak jadi buka kartu ah. *** Salam Tuljaenak RAGILE *postingan sebelumnya: Misteri Blogger-Blogger Tersisih




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline