Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Rahasia Bisnis Arab dengan Cina Indonesia

Diperbarui: 15 Juni 2016   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Anda mengira bahwa etnis Arab bermusuhan dengan etnis Cina. Ya, betul itu anggapan umum. Tapi sejauh mana? Jakarta adalah bukti tersedianya fakta yang membuat Anda tecengang tidak percaya. Apalagi jika intens bergaul dengan keluarga pedagang Arab, percaya deh Anda bisa pingsan melihat kenyataan. Apa kata orang Arab tentang orang Cina, silakan catat berikut ini (khusus dalam soal bisnis ya):

1) Orang Arab jauh lebih percaya kepada orang Cina dalam bisnis.

Ucapan dan sikap seperti ini bergema sejak awal 1990 oleh pedagang dan pebisnis sukses Arab keturunan. Alasannya orang Cina kebanyakan menepati janji, disiplin waktu dan barang dagangannya bagus. Sebaliknya pedagang Arab (banyak) ingkar janji, mleset waktu, barang tidak terjamin. Contoh paling mudah adalah bila Anda menerima cek/giro mundur dari pedagang Arab Indonesia siap-siap deh itu cek/giro jebol nggak ada ada saldo, hehe. Sebaliknya pedagang Cina Indonesia kebanyakan menjaga amanah agar cek/giro bisa cair (cukup saldo).

Ini berlaku umum untuk lelaki saja. Sesuai obrolan laki Arab Indonesia yang sering saya dengar dan terlibat langsung.

2) Orang Arab khawatir bisnis/kongsi dengan sesama Arab

Sudah rahasia umum pedagang Arab Indonesia lebih suka ambil barang dari pedagang Cina. Kalo ambil dari sesama Arab takut banyak omong. Terutama masalah utang piutang. Maklum kabar apapun akan cepat beredar dari mulut ke mulut sepanjang pulau Jawa. Mereka menghindar berbisnis tapi demen kalo sekedar untuk teman ngobrol. Pendek kata kalo sekedar temen nyahi (temen minuh teh) sih akuuur banget. Tapi temen bisnis? Hmmm entar dulu.

Sesama etnis Arab, Berkongsipun khawatir!  Ini besebrangan dengan orang Cina yang enjoy kongsi dengan  sesama Cina. Pada titik inilah orang Arab mengakui titik lemah Arab dan justru di situ keunggulan Cina.

Ini berlaku umum untuk lelaki saja.

3) Perempuan Arab Indonesia lebih gesit bisnis dan cari nafkah

Tak perlu kaget jika melihat pengangguran lelaki Arab Indonesia! Mereka pada asyik ngobrol seharian tentang konflik Palestina-Israel. Menyangka diri mereka sedang beribadah diridhoi Allah karena saben detik belain Palestin yg jaaaaauh di seberang sono. Lucunya, yang di depan mata malah dicuekin. Sementara istri mereka gesit bisnis dan cari nafkah. Lah gimana lagi laki Arab umumnya keras kepala. Dikit-dikit pake jurus agama seolah istri protes dikit langsung dicatat sbg ahli neraka.

Jangan pula kaget bila (banyak) lelaki Arab masih sehat fisik tapi menyatakan diri pensiun lalu mengandalkan nafkah dari anak. Dalil agama dijadikan alat pembenaran. Dulu lelah cari nafkah ngasih makan anak-bini, kini giliran dong anak yang ngasih makan orang tua. Ini ciri khas keluhan orang yang tidak punya jiwa hidup mandiri, tidak punya jiwa berdikari. Terus Kalo tidak dibantu oleh saudara biasanya ngoceh. Bakhillah... meditlah... hihihihi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline