Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Surat Ancaman Dr Susan Lim kepada Mentri Singapore dan Sultan Brunei

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1301325618735577475

[caption id="attachment_97393" align="aligncenter" width="487" caption="Dr Susan Lim.... Kaya Raya (dok: situs John Harding)"][/caption] Makin memalukan saja tingkah dokter Kanker Payudara. Bukan rahasia korban pemerasan biaya medis adakah pasien Indonesia, Brunei, Malaysia. Senin lalu pada hearing kedua Pengadilan terungkap fakta fakta baru yang memalukan. Dr Susan Lim melancarkan ancaman kepada Mentri Luar Negeri Singapore dan Keluara pasien Brunei Darussalam. Jika kasusnya tidak dihentikan akan buka kejelekan pasien dan keluarganya. Bisa berakibat buruk hubungan Singapore dengan Brunei. Sang dokter mangkir dari pengadilan Senin 28 maret 2011 - piknik ke Paris, San Francisco, Swis. Malah kirim tweet bahwa dia adalah warga jujur yang sedang dizalimi oleh ketidakadilan. Lucunya, Juga protes kepada ketua komite pengadil medis yang pernah naksir dirinya 30 tahun lalu untuk jadi pacar. Koq perkara pribadi dibawa bawa? Mulanya adalah perkara dokter bill $26 juta dari total $40 juta yang menggemparkan. Kemudian melebar ke pengadilan kode etik profesi. Senin lalu terungkap Dr Susan Lim minta Mentri Luar Negeri Singapura turun tangan mengatasi perkara hukum antara dirinya dengan Singapore Medical Council (SMC). Dengan ancaman akan buka kejelekan pasien beserta keluarga di muka publik. Karena pasien adalah almarhumah Pengiran Anak Hajah Damit, ipar Sultan Hassanal Bolkiah, hubungan dua negara pasti akan tegang. Namun mentri menolak permintaan lewat surat ancaman maret tahun lalu. :::::::::::::::::::::::::::::: >  Pemerasan $26juta Pasien Kanker Payudara Oleh Dr Susan Lim Singapore > Dr Susan Lim Kembalikan $14 Juta Kepada Pasien  Kanker Payudara ? > Skandal Dr Susan Lim: Brunei Stop Berobat Ke Singapore :::::::::::::::::::::::: Entah apa yang Dr Susan Lim inginkan. Sudah jelas fakta membuktikan dia buka klinik di Gleneagles Hospital Singapore. Dia merekrut para dokter spesialis untuk menangani pasien. Dokter spesialis kemudian menagih sesuai tarif lalu Dr Susan menagih ke pasien dengan tambahan untuk dirinya sebagai koordinator. Biasanya 2x lipat. Tapi yang dia lakukan adalah mark up ratusan kali lipat. Merampok pasien kah? Senior counsel SMC (singapore medical council) Alvin Yeo mengatakan bahwa si doktor berusaha melakukan trik tekananan melalui surat ancaman. Mungkin karena panik diserang 29 tuduhan dugaan mark up oleh SMC, dia nekad. Ketua komite disiplin SMC yang baru diangkat pun diprotes dengan alasan sang ketua adalah mantan cowok yang 30 tahun silam ditolak cintanya oleh dokter Susan. Lalu menghadapi sidang penting dia malah piknik ke Swis, Prancis, Amerika. Tidak hadir dalam sidang hearing Senin lalu. Orang taunya dari tweet Dr Susan Lim yang tampak sangat cuek dengan kasus yang sangat memalukan pemerintah dan publik singapore. Kuasa hukum Dr Susan mengatakan tidak ada mark up pada dokter bill. Dengan dalih tidak ada aturan berapa biaya medis tertinggi. Tidak ada batas. Dr Susan pekan lalu kirim tweet bahwa dia kecapaian shopping di Swis, asik main ski di prancis, lagi nikmati hidup. Ada pula pesan tweet yang berbunyi bahwa kita tidak boleh biarkan warga yang jujur dizalimi oleh ketidakadilan dengan ekpose berita. Di media singapore komentator pada marah. Tidak ada mark up? Tidak ada batasan biaya medis? Dr Susan warga yang jujur dan dizalimi? Apa nggak kebalik: dia piknik dari uang pasien yang meninggal dunia dengan biaya Tahap pertama 96 milyar Rupiah (S$14 juta). Setelah pasien meninggal 2007 ditambah lagi S$26 juta atau 179 milyar Rupiah. Lalu didukung 5 dokter spesialis dan Grup media Temasek yang berafiliasi dengan penguasa Singapore. Publik tentu bertanya tanya: di manakah profesionalisme dokter Singapore yang membawa masalah pribadi dalam sidang disiplin profesi? Dan pantaskah Singapore bangga sebagai Medical Hub and Medical Tourism Asia Pasific? *** by Ragile

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline