Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Ingin Terdepan? Gantilah English dengan...

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Harus diakui English adalah bahasa utama komunikasi dan semua ilmu dua abad terakhir. Namun jika Anda ingin terdepan memperoleh informasi, sementara bahasa ibu Anda bukan Bahasa Inggris, alasan apakah paling pas untuk melupakan English? Katakanlah Anda seorang pelajar, penulis, pedagang, karyawan, aktivis, profesional, atau pencari job... Ijinkan saya sharing pengalaman pribadi.


Sejak di kelas sekolah menengah SMP, kuliah, hingga mengawali karir mata tak pernah lepas dari bacaan Bahasa Inggris. Bahkan hingga detik ini ketika cari sumber referensi untuk bahan ngeblog. Meskipun tersedia versi terjemahan dan Google Translate tapi saya tidak puas karena sering menemukan salah menerjemahkan, kadang salah fatal. Karena bahasa terkait dengan konteks, nuansa, perumpamaan, budaya - sama sekali tidak matematis.

Maksud saya adalah serius belajar Bahasa Inggris - written and spoken - bukan puas diri asal bisa ngoceh ala guide turis asing yang pasti gagal mencerna bahasa kaum terpelajar.


WAJIB LUPAKAN BAHASA INGGRIS, JIKA?


Pengalaman saya menunjukan wajib melupakan Bahasa Inggris dalam kaitannya dengan cita cita dan obsesi meraih posisi maju dan terdepan, contoh sbb:


1) Pertama kali saya kerja di perusahaan join venture tahun 1983. Jadi Office Boy. Dua tahun berikutnya naik jadi Computer Operator. Berkat otodidak sumber bacaan asli dalam English... Jadi saya wajib melupakan English jika ingin jadi pesuruh kantor seumur hidup.


2) Tahun 1990 karir meningkat jadi EDP/MIS/IT Manager berkat lancar komunikasi dengan partner asing di dalam dan luar negeri. Basic Salary meroket dari 40 ribu waktu jadi Office Boy menjadi 1,5 juta ketika jadi Manager. Dalam tempo 8 tahun nasib berubah total.


Jadi saya wajib melupakan English jika tidak punya niat mengucapkan "SELAMAT TINGGAL WAHAI KEMISKINAN".


3) Sejak ngeblog di Kompasiana Mei 2009 banyak sumber rujukan "valid in English" utuk bahan postingan. Sehingga lumayan banyak postingan saya yang diappresiasi oleh Admin maupun pembaca... Jadi saya wajib melupakan English jika ingin ketinggalan langkah sumber rujukan dan informasi terkini.


Makanya saya geleng geleng kepala jika menemukan kawan kawan yang mengaitkan Bahasa Asing dengan keimanan. Apakah lupa Rasulullah membisikan rahasia bahwa jika ingin "menguasai" negeri asing maka kuasai dulu budaya dan bahasa mereka.

***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline