Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Kemarahan Umat kepada Nabi Baru

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Andaikata ada pertanyaan kepada umat, "TEROR APAKAH YANG PALING MENAKUTKAN?". Jawabnya, "Nabi Baru"... Sejarah mengajarkan sejak manusia memegang sesembahan selalu disisipi nabi baru. Penerang pelita. Pemicu hura hara. Pelita bagi yang meyakini. Huru hara bagi yang murka. Namun sejarah terus berulang. Dalam genting seperti itu akal sehat dan iman terjerembab ke dasar jurang. Cendekiawan dan pemuka agama terperosok jauh ke bawah sana, secara berjamaah. Betulkah demikian dan apa penyebabnya?


KEMAPANAN VERSUS PERUBAHAN


Bahwa manusia menghendaki kemapanan itu pasti. Dalam segala hal. Itu dia masalahnya. Angin perubahan adalah teror bagi kaum yang mapan. Dari sini panggung keganjilan menjulang tinggi. Satu sisi manusia beriman yakin Tuhan Maha Pencipta Maha Berkehendak. Paham kehendak Tuhan tak boleh diingkari. Tapi di lain sisi... Naluri manusia ingin membatasi wewenang Tuhan.


Darahpun tumpah di mana mana atas nama zat yang maha tinggi yang tak butuh dibela dan tak butuh dikasihani. Ancaman mati diundang atas nama dalil yang dicipta dan ditafsir sesuai kebutuhan memelihara kemapanan. Komplit dengan segala perangkat wujud dan manifestasi untuk menyembelih yang baru-baru.


Setidaknya... umat Islam mengetahui bahwa rasul bersabda ada 200 lebih nabi dari 25 nabi yang dibukukan dalam al qur'an. Di luar yang 25 hanya Allah yang tahu. Tapi... belum tentu cukup bagi umat Muhammad untuk sekedar tidak resah mendengar nabi baru. Belum tentu cukup untuk tidak menjadi buah catur kepentingan elite politik kekuasaan yang mapan dalam lembaga pemerintahan maupun keagamaan.

Ribuan tahun semua agama-agama diperalat untuk merebut kursi kekuasaan sejak wafatnya nabi-nabi. Belum tentu cukup untuk menyadari.


1000 NABI 1000 ANDAIKATA


Andaikata... semua manusia adalah mahluk bocah bocah. Yang polos, jujur, ceria, tanpa prasangka, berbaur ngakak bersama. Berlarian dan bernyanyi bersama. Bisa jadi... dalam satu kampung bernaung 1000 bocah, 1000 nabi, 1000 agama, 1000 keyakinan, 1000 persaudaraan, 1000 keindahan, 1000 kasih sayang.


Sayang 1000 sayang... kita adalah 1 manusia dewasa dengan stock 1000 pedang penumpas 1 perbedaan. Demi 1 kursi empuk kekuasaan.

***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline