Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Nestapa Blogger Kompasiana dan Blogger Al Jazeera di Mesir

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Protest Rally at Al Tahrir square Cairo (doc. al jazeera english)

Bisyri Ichwan (dok.kompasiana.com)Bisry Ichwan Dianiaya. Public Blogger Kompasiana Bisyri Ichwan dalam beberapa hari ini bisa disebut mewakili suara WNI di mesir. Minggu sore kemarin di Liputan 6 SCTV dia sempat cukup lama melakukan wawancara jarak jauh dengan reporter SCTV David Silahoij. Di tempat lain bahkan nama sahabatku sesama Kompasianer ini banyak dikutif oleh media elektronik dan situs online-  sebut saja Tempointeraktif, Tribunnews, Kaskus. Beruntung pemerintah Mesir kembali membuka jalur internet sehingga Bisyri kembali menulis laporan pandangan mata dari Kairo. Suara Bisyri menjadi penting karena dia adalah mahasiswa Universitas Al-Azhar dan mengalami perlakuan buruk oleh aparat keamanan Mesir yang mencurigainya sebagai aktifis pro pendongkelan Presiden Husni Mubarak.

Postingan Bisry di Kompasiana, banyak dikutip dan dishare oleh blogger Indonesia, menggambarkan betapa kacau dan runyamnya situasi terkini di Kairo Mesir. Serupa dengan Jakarta pada Mei 1998 ketika bergolak gerakan reformasi anti Orde baru dan anti Soeharto. Namun yang aneh di mata saya mengapa mahasiswa asing digeledah oleh puluhan tentara dengan senjata laras panjang siap tembak. Tak cuma itu, digeledah, dibawa ke markas polisi pula dengan cara kasar seakan sedang menangkap rampok atau teroris.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Protest Rally at Al Tahrir square Cairo (doc. al jazeera english)"][/caption]

Bisyri adalah  santri asal  Banyuwangi, Jawa Timur, kelahiran 24 Juni 1987, kini tinggal di Nasr Kairo. Di sana dia menjadi mahasiswa Universitas Al-Azhar dan hanya  berminat untuk menuntut ilmu. Situasi kacau yang menteror Bisry mau tak mau membangkitkan tekadnya untuk segara pulang ke Indonesia. Sementara itu kemampuan pemerintah RI untuk segara  mengevakuasi WNI di Mesir yang berjumlah sekitar 6000 masih diragukan. Sesama Kompasianer dan sesama anak bangsa Indonesia semua berharap agar perhatian KBRI dan instansi terkait ditingkatkan guna menyelamatkan warganya yang sangat membutuhkan pertolongan secepatnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="503" caption="Sastra Arab (fiklr.com)"]

Wael Ghonim kelahiran 23 Desember 1980 (dok.paper.li)

Raibnya Blogger Al Jazeera sekaligus Eksekufit Google Inc: Wael Ghonim

Sejak Selasa 25 Januari  larut malam ada empat pihak kehilangan kontak dengan orang penting. Seorang istri di Dubai kehilangan kontak dengan suami yang sedang melaksanakan tugas penting di kota Kairo. Perusahaan Google Inc kehilangan seorang eksekutifnya untuk Divisi Marketing di  Timur Tengah dan Afrika Utara. Stasiun TV Al Jazeera kehilangan salah satu guest speaker untuk mengisi Live Blogs. Kelompok Gerakan 6 April kehilangan pemimpin dan negosiator. Orang penting itu adalah seorang blogger tampan bernama Wael Ghonim. Pencarian besar-besaran atas raibnya Ghonim  marak sejak 31-01-2011 ketika kepastian lenyapanya Ghonim dihembuskan dari sebuah harian di  kota San Francisco Amerika, sekian ribu kilometer dari Kairo.

Benarkan Wael Ghonim diculik oleh angkatan bersenjata Mesir?

April 6 Youth Movement (dok. Al jazeera english)


April 6 Youth Movement (dok. Al jazeera english)


Inilah pertanyaan yang menggoda dan tak mudah dijawab. Sore itu Selasa 25-jan-2011 kota Kairo bergolak. Dunia internet tenggelam dalam gelora revolusi menumbangkan rezim lalim di tanah Arab. Langkah-langkah bisu dan maya Facebook, twitter, blog, live blog menjelma kekuatan raksasa menggalang masa dalam seketika. Ghnonim  terjun bebas ke dalam tumpahan massa menyuarakan protes  tuntutan Presiden Husni Mubarak untuk mundur. Dia mewakili  kelas menengah yang terdidik dan menyadari pentingnya kemerdekaan warga negara menentukan nasib sendiri.

Hari-hari itu twit Ghonim memandu gerakan protes anti Mubarak. Di depan matanya terbentang halaman -halaman facebook, twitter, blog, news, TV. Namun tak cukup bagi dirinya duduk di depan laptop. Sebagai salah satu pemimpin gerakan dia tuntaskan misinya dengan terjun langsung ke arena sesungguhnya. Tujuannya adalah Alun-Alun Tahrir di Kota Mesir. Bersama kawan seperjuangan hanya ada satu tekad: Jatuhkan Mubarak, Kami Siap Mati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline