Lihat ke Halaman Asli

Ragile (Agil)

seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

Winda Krinadefa, Siapa Sih Sampeyan?

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_156721" align="alignleft" width="120" caption="Winda Krisnadefa ketika mangap, Ooooouwwwooooo.... "][/caption] Berkacamata, berjilbab, cuek, santun. Inilah sosok Winda Krinadefa, perempuan kelahiran Medan berbadan langsing jago mendongeng. Mendongeng dengan alur dialog ngacir bak tak perlu parkir, "Edan akh!!!" kata wong Tegal, "bikin gemes ajah...". Belakangan nulis postingan cerbung. Dibuka dengan Resep Si Onis Part 1 terus lari maraton sampai Resep Si Onis Part 30 Abiiis. Cerbungnya pernah "dikepret" oleh Hadi Samsul di sini nih... Di Balik Resep Onis. Telusur punya telusur ternyata masa kecilnya di Jakarta Timur. SD di Pondok Bambu, SMP juga di Pondok Bambu, SMA N 61 Duren Sawit.  Pertama kali nulis waktu kecil bikin puisi-puisi. "Tapi abis itu mandeg, gara-gara pas udah remaja keasyikan maen, jadi nggak ngeh aja kalo suka nulis. Baru nyadar suka nulis lagi pas kuliah kenal internet. Tapi mulai nulis yang rada serius pas punya blog. Baru sebatas puisi sama curhatan aja sampe akhirnya kenalan sama sekumpulan perempuan di FB yang gila nulis." Begitu pengakuannya sambil ngakak. Lalu cerita lanjutannya begini nih, "Diajak gabung sama blog mereka dan bikin proyek posting satu cerpen tiap minggu selama setahun, itu masih berjalan sampai sekarang. Tinggal Gw sendiri yang masih konsisten menjalaninnya ( yg lain udah pada tersungkur…wkwkwkwkwk). Selanjutnya berkiprah di Kompasiana deh." Juga sambil ngakak. Prestasi Winda di sekolah  selalu jadi tiga besar selama SD dan SMP dan jadi utusan sekolah ikut pelatihan kepemimpinan siswa se DKI dulu. Orang yg paling berpengaruh dalam hidupnya adalah papa,  yang mengajarinya bahwa "banyak bicara itu belum tentu banyak prestasi". Sang papa ngajari supaya jadi orang rendah hati. Jangan sombong dan yang paling penting jangan suka menyulitkan orang lain, kalau bisa memudahkan urusan orang lain. "Mantaplah babehku itu," katanya. Satu lagi yang berpengaruh yaitu Bang Edu Krisnadefa, suami tercinta. "Laki-laki paling sabar yang pernah aku kenal." pujinya he he. Pernah berkarir jadi resepsionis di PT. Mitsui Indonesia, sebuah perusahaan Jepang. Sekarang terobsesi menerbitkan buku,  pengen bikin buku yang dibaca orang sambil minum kopi/teh sembari santai di teras, bikin senyum pula. "Abis itu orang yang baca itu ceritain isi bukuku sambil bilang : ini penulis bukunya lebay banget deh," khayalnya sambil terus ngakak. Juga harapannya, "Sukses bikin gw hepi." Kali ini nggak ngakak, sumpah!!! Oh ya, Winda lahir tgl 4 agustus dengan nama Winda Fitriani, bersuami wartawan sepak bola. Anak dua: Fadhil dan Safina. Sekarang jadi Ibu rumah tangga jebolan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung jurusan Administrasi Perhotelan. Pernah kerja di Singapure, Surabaya, Jakarta di sebuah perusahaan jepang. Semuanya waktu sebelum married. "Abis married langsung terjun jadi emak2. Hobi nulis dari kuliah, tapi baru tersalurkan setelah kenal internet. Terpuaskan setelah kenal kompasiana. Hobi lain maen2 gunting sama kertas. bikin2 prakarya," imbuhnya sambil terus ngakak. [caption id="attachment_156763" align="alignleft" width="300" caption="Resepsionis, Si Onis Nyungsep... hiks"][/caption] Kembali ke cerbung.... Cerbung Resep si onis tak lain lain adalah dolanan kata-kata dari kata "resepsionis" di mana dia pernah ngalami gawe. Maka terang aja dia nglotok dunia resepsionis di lingkungan perusahaan Jepang. Semuanya dia ceritakan dengan bahasa gaul sehari-hari yang ngacir, encer, tak perlu mikir. Selera humor tingginya nampak dari kisah-kisah jenaka dari prilaku tokoh-tokoh dalam cerbung Resep Si Onis. Hadi Samsul menuturkannya kembali dengan pas:Chicklits online “Resep Si Onis” menceritakan tentang kehidupan sehari-hari seorang karyawan bernama Fani yang bekerja sebagai front officer atau resepsionis di sebuah perusahaan Jepang. Tokoh ini berteman dengan seorang resepsionis lainnya yang bernama Anis, yang kemudian diplesetkan menjadi Onis. Ceritanya begitu membumi dan seolah-olah nyata karena itu terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sosok Fani yang ditaksir atasannya yang ekspatriat Jepang merupakan sosok sentral yang memiliki karakter sangat kuat. Penutup. Setelah saya melihat jerih payahnya, produktifitasnya dan kreatifitasnya yang luarbiasa mak nyoss, alangkah sayangnya bila tulisan-tulisan Winda lewat begitu saja tanpa diabadikan dalam sebuah buku. Sungguh saya sangat berharap dan sangat berharap.... Semoga lekas sembuh (eh, maaf maksudnya semoga lekas ketemu penerbit)!!! *) Tetangga boleh tabok-tabokan, Mba Winda tetep ngakak, Wakakakakakaaaaaaaaaaak..... Salam Tuljaenak, Ragile, 03-jun-2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline