Lihat ke Halaman Asli

Ragil Ayu

Saya seorang mahasiswa

Efek Serbuk Kunyit pada Kadar Eritrosit dan Hemoglobin Tikus Putih (Rattus Norvegicus ) yang Diberi Minuman Berlakohol

Diperbarui: 28 Desember 2023   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut laporan alcohol and health tahun 2014, didapatkan hasil bahwa dari 241.000.000 jiwa penduduk indonesia, terdapat 0,8% prevalensi gangguan karena penggunaan minuman beralkohol dan 0,7% populasi mengalami ketergantungan pada alkohol. Apabila dikonversi ke dalam angka jiwa, maka jumlah penduduk Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan akibat alkohol ada sebanyak 1.980.000 jiwa, dan 1.180.000 jiwa yang mengalami ketergantungan alkohol, hal ini mengacu pada penelitian Topaz tahun 2015.

Alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia CnH2n+1 - OH. Minuman beralkohol dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Bir memiliki kadar alkohol 2-8 persen saja, wine memiliki kadar alkohol 10-20%, sake dan soju memiliki kadar 20-40% dan sebagainya. Harga minuman seperti bir, ciu dan anggur yang murah dipasaran membuat banyak masyarakat yang membeli dan mengkonsumsinya. Namun, akibat konsumsi minuman beralkohol yang diluar batas ini dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. 

Efek jangka pendek dari konsumsi alkohol antara lain pusing, lemas, mual dan muntah. Beberapa studi menunjukkan efek jangka panjang alkohol dapat menyebabkan kanker khususnya pada liver, ginjal, hingga organ lainnya. Sistem imun juga ikut menurun karena alkohol yang masuk dan zatnya beredar di darah akan dianggap sebagai racun atau zat toksik, sehingga keberadaanya akan dihambat oleh sistem imun, namun dikarenakan konsumsi yang berlebih dapat mengganggu fungsi dari sistem imun sendiri, akibatnya para pecandu alkohol akan sering mengalami gangguan kesehatan ringan sampai berat. Syaraf pusat atau otak juga turut menjadi korban dari konsumsi berlebihan alkohol, antara lain dapat menyebabkan alzheimer, dan stroke, dikarenakan alkohol dapat merusak jalur syaraf. 

Kunyit merupakan tanaman obat yang sering digunakan sebagai penyedap dan obat-obatan herbal atau jamu. Kunyit memiliki banyak kandungan senyawa aktif seperti kurkumin,minyak atsiri, protein, fosfor, kalsium, besi, dan vitamin C. Kurkumin sendiri memiliki efek terapi yang luas yang digunakan sebagai antioksidan, anti inflamasi, antibakteri, antivirus, dan hepatoproteksi. 

Pada penelitian ini, kunyit dihaluskan sampai berbentuk serbuk, selanjutnya dicampurkan dalam aquades sehingga menjadi larutan. Penggunaan kunyit sendiri didasarkan dari fungsinya sebagai terapi yang dapat meningkatkan jumlah eritrosit dalam darah sebagai efek dari penggunaan alkohol yang berlebihan. 

Pada setiap perlakuan menggunakan hewan coba tikus putih jantan. Dengan P1 diberikan alkohol sebanyak 0,5 ml pada pagi dan sore hari, P2 diberikan alkohol 0,5 ml pada pagi hari dan 0,5 ml serbuk kunyit pada sore hari, dan P3 diberikan alkohol 0,75 ml pada pagi hari dan 0,75 ml serbuk kunyit pada sore hari. 

Dari penelitian ini didapatkan hasil, bahwa pada penggunaan alkohol dengan kadar 4,97% selama 7 hari dapat menurunkan jumlah eritrosit dibawah nilai normal pada ketiga perlakuan. Sedangkan pada jumlah hemoglobin sendiri, P1 dan P2 menunjukan hasil yang normal. Serta P3 didapatkan hasil kurang dari normal. Pemberian bubuk kunyit baik pada dosis 0,5 ml muapun 0,75 ml terbukti tidak mampu memperbaiki jumlah hemoglobin darah tikus. Maka dari itu diperlukan dosis yang lebih tinggi lagi dalam penggunaan bubuk kunyit agar dapat menambah jumlah hemoglobin. Disisi lain jumlah leukosit dari ketiga perlakuan berada diatas nilai normal. Hal ini terjadi karena perlakuan pada penelitian ini dilakukan secara peroral yang menyebabkan tikus mengalami stress, kondisi peningkatan jumlah leukosit yang melebihi rata-rata ini bisa disebut juga sebagai leukositosis. 

Jadi dapat disimpulkan, berdasarkan keseluruhan hasil praktikum dan pembacaan menggunakan alat hematoanalyzer, bahwa pemberian bubuk kunyit pada tikus putih yang diberi alkohol atau sebagai langkah pengobatan, tidak menunjukkan perubahan atau respon lain yang lebih spesifik. Hal ini dikarenakan alkohol 4.97% yang digunakan tidak terdeteksi sebagai bahan infeksius seperti bakteri atau virus yang dapat menginfeksi tubuh. Sehingga fungsi kurkumin pada kunyit sebagai antibakteri dan antivirus bisa dikatakan tidak berpengaruh.  

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian, bahwa penggunaan alkohol dengan kadar 4,97%  mendapatkan pengaruh pada  P1 dan P2 menunjukan hasil yang normal. Serta P3 didapatkan hasil kurang dari normal. Pemberian bubuk kunyit baik pada dosis 0,5 ml maupun 0,75 ml terbukti tidak mampu memperbaiki jumlah hemoglobin darah tikus. Maka dari itu diperlukan dosis yang lebih tinggi lagi dalam penggunaan bubuk kunyit agar dapat menambah jumlah hemoglobin. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana untuk penelitian yang sama di tahun yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline